SuaraSumut.id - Kota Medan, Sumatera Utara, kini memiliki moda transportasi massal baru. Bus Trans Metro Deli namanya. Bus ini telah resmi beroperasi dan menjajal dua koridor dari lima koridor yang telah disiapkan.
Jurnalis SuaraSumut.id berkesempatan mencoba menaiki Bus Transmetro Deli yang baru peroperasi dari Amplas-Lapangan Merdeka dan Lapangan Merdeka Tembung.
Bus Metro Deli merupakan transportasi dengan konsep Buy the service (BTS) sebagai pengangkutan massal berbasis aplikasi dengan nama TEMAN Bus.
TEMAN Bus adalah singkatan dari Transportasi Ekonomis Mudah Andal dan Nyaman. Kenyamanan langsung didapat saat memasuki bus ini. Para penumpang masuk melalui pintu depan, saat menaiki tangga masuk, telah tersedia alat scan pembayaran secara e-money.
Baca Juga:Berperan Aktif Selesaikan Masalah Tanah, ATR/BPN Apresiasi Sumatera Utara
Sebelum duduk, para penumpang diwajibkan menggunakan handsanitizer dan masker untuk mencegah dan memutus rantai penularan virus Covid-19.
Sebanyak 17 kursi disediakan bagi penumpang. Namun, karena kondisi pandemi Coivd-19, kursi yang boleh diduduki hanya yang tidak diberi tanda silang.
Kursi penumpang juga dilengkapi dengan safety belt. Pada bagian tengah disediakan gantungan pegangan tangan atau Handle Grip bagi penumpang yang berdiri. Bus Metro Deli ini juga memberi ruang khusus bagi penumpang disabilitas.
Melalui pengeras suara, penumpang diimbau untuk tetap memakai masker dan menjaga jarak serta mengenakan handsanitizer.
Salah seorang penumpang, Nek Halimah, warga Tembung, Deli Serdang mengaku, penasaran untuk mencoba bus tersebut.
Baca Juga:Atap Rumah Bolong Tertimpa Meteorit, Pria Asal Kolang Mendadak Kaya
"Penasaran, kemaren dikasih tahu (diberitahukan) cucu ada bus baru. Inilah saya coba naik hari ini," kata Halimah, Rabu (18/11/2020).
Ia mengaku, suasana di dalam bus cukup nyaman. Selain jumlah penumpang yang tidak berdesak-desakan, bus Transmetro Deli juga cepat.
"Nyaman kali di dalam. Enggak sempit dan panas. Ini juga cepat kok sampai lagi ke tembung, gak macet lah," ujarnya.
Ia mengetahui saat ini pelayanan Bus Transmetro Deli masih gratis. Namun, ia berharap jika mulai beroperasi secara normal tarif yang diberlakukan harus ekonomis dan terjangkau.
"Apalagi kalau ongkosnya lebih murah, pasti membantu sekali untuk masyarakat," ungkapnya.
Pramudi atau sopir Bus Transmetro Deli, Agung (32) mengatakan, setelah beberapa hari beroperasi pelayanan terhadap masyarakat tidak ada kendala.
Namun, kondisi jalan sempit yang disebabkan parkir liar di sepanjang jalan koridor Lapangan Merdeka-Tembung sering menjadi kendala.
Kesadaran masyarakat untuk memarkirkan kendaraannya di tempat yang tidak mengganggu arus lalulintas masih menjadi masalah di Kota Medan.
"Kendalanya serius selama saya mengoperasikan bus ini gak ada bang, paling kondisi jalan lah. Karena parkir di badan jalan, jadi macet," ucapnya.
Hal lain yang juga ditemui Agung saat mengoperasikan bus adalah masih ditemukan masyarakat memarkirkan kendaraanya di lokasi halte.
Hal itu juga terlihat saat bus berhenti di Halte Jalan HM Yamin. Beberapa kendaraan masih terlihat diparkir di lokasi halte meski sudah diberi tanda.
"Ya kadang parkir di lokasi halte. Mau berhenti agak payah. Ada beberapa begitu, walaupun sudah diberi plank bertulis Halte," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan melaunching moda transportasi massal perkotaan di Kota Medan yang diberi nama Bus Transmetro Deli.
Sebanyak 72 bus berbasis aplikasi dengan sistem Buy the Service (BTS) akan beroperasi di Kota Medan.
Kementerian Perhubungan RI melalui Direktorat Jenderal Hubungan Darat, Budi Setiadi mengatakan, layanan transportasi yang terkoneksi dengan aplikasi TEMAN Bus telah ada di 5 kota besar. Medan merupakan kota terakhir yang dilaunching untuk tahun ini.
"Jumlah armada yang akan dioperasikan sebanyak 72 bus, dengan 5 koridor. Jenis bus yang akan beroperasi adalah besar dan sedang. Kalau bus besar hanya ada di Kota Medan sedangkan yang lainnya kebanyakan bus ukuran sedang," kata Budi Setiadi, usai flag off bus BTS di Terminal Amplas, Minggu (8/11/2020).
Lima koridor yang akan dibangun untuk menunjang beroperasinya BTS di Kota Medan, yakni koridor Pinang Baris-Lapangan Merdeka, Terminal Ampalas-Lapangan Merdeka, kemudian Belawan- Lapangan Merdeka, koridor Medan Tuntungan-Lapangan Merdeka, dan koridor Tembung-Lapangan Merdeka.
Budi Sumadi mengatakan, pemerintah berharap dengan program tersebut dapat mengurangi tingkat kemacetan dan menyadarkan masyarakat agar segera beralih ke transportasi massal. Untuk itu, pelayanan BTS kepada masyarakat Medan di gratiskan hingga Desember mendatang.
"Kita harapkan nantinya ada perubahan perilaku masyarakat dari ketergantungan menggunakan kendaraan pribadi, setelah ada BTS ini, masyarakat akan meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih menggunakan kendaraan umum," pungkasnya.
Kontributor : Muhlis