Tulang Sotong, Limbah yang Jadi Primadona Komoditas Ekspor

Namun, berbeda dengan tulang sotong yang kebanyakan dimanfaatkan untuk pakan burung.

Suhardiman
Minggu, 13 Juni 2021 | 21:17 WIB
Tulang Sotong, Limbah yang Jadi Primadona Komoditas Ekspor
Riki Santri Kurniawan (24) menunjukkan tulang sotong yang akan di ekspor ke Tiongkok. [Suara.com/ Budi Warsito]

SuaraSumut.id - Tulang biasanya menjadi bagian tak terpakai atau sering dibuang dari tubuh hewan. Namun, berbeda dengan tulang sotong yang kebanyakan dimanfaatkan untuk pakan burung. 

Beberapa tahun terakhir tulang sotong memiliki nilai ekonomis dan menjadi salah satu primadona untuk komoditas ekspor

Hal itu diungkap oleh Riki Santri Kurniawan (24) warga Dusun Belimbing, Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara

Riki merupakan eksportir tulang sotong ke Tiongkok. Aktivitas ini sudah dilakukannya beberapa kali sejak pandemi Covid-19. 

Baca Juga:Innalillahi, Pengasuh Ponpes Sidogiri Pasuruan KH Nawawi Abdul Jalil Dikabarkan Wafat

"Biasanya kirim lipan, cuma karena pandemi beralih ke tulang sotong susai permintaan buyer disana. Untuk saat ini permintaan tulang sotong yang paling banyak itu dari Tiongkok. Negera lain belum ada minta," Riki kepada SuaraSumut.id, Minggu (13/6/2021). 

Dalam waktu dekat, ia akan melakukan pengiriman tulang sotong untuk ke tujuh kalinya. Ia sudah menyiapkan 7,5 ton tulang sotong untuk di ekspor ke Tiongkok. 

Riki mengatakan, tulang sotong didapat dari beberapa pabrik. Yang mana sebenarnya tulang sotong ini adalah limbah dari parik pengolahan ikan filet. 

"Ada lima pabrik, kita ambil dari wilayah Sumut aja. Kalau prosesnya kita disini mengeringkan aja. Terima dari pabrik kan dalam kondisi beku," ujar Riki.

Tulang Sotong lalu dijemur selama empat atau lima hari baru disortir.

Baca Juga:Pengasuh Ponpes Sidogiri KH Nawawi Abdul Jalil Meninggal Dunia, Gubernur Khofifah Berduka

"Disortir sesuai size permintaan buyer, baru kita packing baru dikirim. Klasifikasinya harus bersih, putih gak boleh ada jamur atau hitam-hitam itu gak boleh," terangnya. 

"Kalau ada yang hitam-hitam dibersihkan menggunakan sikat gigi. Ukuran paling kecil kita terima 5 cm, paling besar bisa mencapai 25 cm," imbuh Riki.

Harga Bahan Tulang Sotong Melambung Tinggi

Tingginya permintaan tulang sotong di Tiongkok membuat harga yang sebelumnya dianggap limbah dari pabrik meningkat.

Biasanya harga bahan baku dibeli Rp 25 ribu untuk ukuran tulang sotong 25 cm ke atas. Saat ini, harga per kilo tulang sotong melabung cukup tinggi. 

"Saat ini harga tulang sotong 25 cm keatas sudah mencapai Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu per kg. Awalnya tulang sotong ini harganya murah, tapi sekarang tinggi harganya," papar Riki.

Hal itu dikarenakan adanya eksportir dari daerah lain yang juga membeli tulang sotong dari pabrik yang sama.

"Jadi mereka jual sama yang kasi tawaran harga tertinggilah bang. Untuk kendala mendapatkan bahan baku kendalanya dialam. Kalau cuaca buruk di laut pasti pengaruhi pendapatan bahan baku kita, kalau cuaca bagus lumayan banyak," tandas Riki.

Kontributor: Budi Warsito

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini