SuaraSumut.id - Pelajar di Medan meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution mengizinkan digelarnya pembelajaran tatap muka. Pasalnya, sejak pandemi Covid-19 melanda mereka belajar secara daring atau online
"Apakah setelah vaksin Covid-19 bisa pembelajaran tatap muka," kata siswi SMP Negeri 4, Junita Simanjuntak, saat berdialog dengan Bobby yang meninjau vaksinasi pelajar di SMP Negeri 23, Kamis (16/9).
Ia mengaku, banyak kendala yang ditemui selama pembelajaran online, seperti tidak semua memiliki smartphone dan kuota.
Hal senada dikatan Nehemia, siswi di SMP Negeri 23 Medan. Ia juga meminta agar belajar tatap muka digelar. Dirinya mengaku tidak semua murid bisa belajar secara online karena keterbatasan.
Baca Juga:Ganjar Apresiasi Dukungan DPRD untuk Percepat Pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah
"Bagaimana tanggapan bapak soal siswa/i yang tidak punya hape atau kuota," tanya dia.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengatakan pembelajaran tatap muka dilakukan jika pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) turun level.
Dengan semakin gencarnya vaksinasi dan turunnya kasus aktif, menantu Presiden Jokowi itu optimis PPKM Medan bakal turun level
"Bisa tatap muka kalau Medan turun level, upaya hari ini bisa menurunkan status Medan dari level IV ke level III dan II. Setelah ada perbaikan pendataan kasus aktif dari 7.000, menjadi 1.500," jelasnya.
Terkait kendala ketiadaan perangkat untuk belajar online, kata Bobby, dapat diatasi dengan belajar luar jaringan (luring).
Baca Juga:5 Tanda Bahwa Perasaanmu Sedang Terluka, Tidak Terlihat Seperti Dulu Lagi
"Sepertinya pertanyaan adik kita Nehemia mewakili keluhan semua murid, bahkan orangtua. Semoga bisa turun level jadi bisa belajar tatap muka," ucap Bobby.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMP Negeri 23 Medan, Jamal Husen Harahap, mengungkapkan ada seribu murid dari lima sekolah yang akan mengikuti program vaksinasi.
"Untuk jam kedatangan murid pun kita atur bergelombang agar tidak terjadi kerumunan," bilangnya.
Jika pembelajaran tatap muka digelar, pihaknya tetap akan mengikuti pedoman yang sudah ada. Di mana, jumlah murid maksimal 25 persen setiap kelas.
"Di sini satu kelas 32 orang, berarti hanya delapan murid dan jumlah jam belajar maksimal hanya dua jam," tukasnya.