SuaraSumut.id - Rizky Billar tak jadi membeli klub PSMS yang merupakan kebanggan warga Kota Medan. Hal itu dikataan Billar melalui kanal YouTube Leslar Entertainment.
Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja mengaku baru mengetahui kabar itu dari awak media yang menghubunginya.
Pasalnya, setelah pertemuan kedua antara Manajemen PSMS dan Rizky Billar, tidak ada lagi pembahasan lanjutan terkait niatan suami dari Lesti Kejora itu.
"Sebenarnya soal ini ranah Pak Edy Rahmayadi dan Pak Kodrat. Sepengetahuan saya sudah ada dua kali pertemuan dan saya ikut," katanya saat dikonfirmasi, Kamis (27/2/2022).
Baca Juga:Mommy ASF Nangis Ungkap Penyesalan: Harusnya Anak-anak Happy Punya Keluarga Lengkap
Namun demikian, Julius enggan mengungkapkan apa yang menjadi pembahasan dalam pertemuan itu.
Akan tetapi setelah pertemuan itu tidak ada lagi komunikasi lanjut dari pihak Rizky Billar.
"Setelah itu tidak ada kabar lagi dari mereka. Pada intinya, Manajemen PSMS Medan meyambut baik niatan untuk sama-sama membesarkan dan memajukan Tim Kembanggan warga Kota Medan ini," tandasnya.
Dilihat Kamis (27/1/2022), awalnya Billar dan Lesti Kejora sedang mendandani sang putra. Lesti lalu bertanya soal PSMS Medan.
"Kakak ngak jadi beli PSMS," tanya Lesti.
Baca Juga:Kasus Omicron di Indonesia Bertambah Jadi 1.988 Orang, 765 Sudah Sembuh
Billar pun mengaku kesulitan untuk membeli PSMS Medan.
"Nah ini sekalian kemarin banyak yang nungguin, karena agak sulit membeli tim yang besar. Mungkin banyak orang yang belum paham kenapa Atta lebih mudah ngambil tim. Karena dia ngambil tim yang kecil, tim yang tidak punya sejarah besar," katanya.
Lesti kemudian meminta untuk menutup obrolan mereka karena ngeri.
"Udah ah jangan ngomongin begini, ngeri dedek," kata Lesti.
Billar kembali memberikan penjelasan Lesti.
"Dengan membeli tim kecil tersebut lalu namanya diganti, branding, akhirnya menjadi tim besar. Kayak RANS diganti jadi RANS Cilegon," jelas Billar.
"Kalau PSMS kan tidak mungkin kita ganti dan kita tidak ada niat mengganti. sulitlah, kamu tidak akan paham," sambungnya.
"Intinya negonya itu buntu. Bukan karena hanya masalah uang," tukasnya.
Kontributor : Budi warsito