SuaraSumut.id - Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi di Sumatera Utara (Sumut), pada 2022 masih dalam rentang sasaran nasional yang sebesar 3 persen plus minus satu persen atau 2-4 persen.
Prediksi inflasi di 2022 hampir sama dengan prakiraan untuk di tahun lalu (2021). Demikian dikatakan Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Doddy Zulverdi, melansir Antara, Rabu (2/2/2022).
"Inflasi didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan pemulihan ekonomi yang didukung pencapaian program vaksinasi yang cukup bagus," katanya.
Kemudian adanya pengurangan sejumlah insentif/diskon tarif pemerintah, dan masih berlanjutnya bantuan sosial pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga:Daftar 29 Pemain Dipanggil Timnas U-23, Tak Ada dari Sriwijaya FC
Selain itu, adanya perbaikan kondisi lapangan kerja, kenaikan cukai rokok, kenaikan harga elpiji non-subsidi, dan potensi pengurangan insentif tarif listrik pada tahun 2022.
"Inflasi juga didorong meningkatnya harga tiket angkutan udara sebagai dampak pelonggaran mobilitas dan meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan wisata," katanya.
Penyaluran insentif fiskal juga berpotensi mendorong kenaikan permintaan masyarakat. Ada pun faktor penahan inflasi, yaitu harga komoditas volatile food yang relatif terkendali dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya peningkatan produksi pangan utama dan hortikultura.
Kemudian semakin pulihnya rantai pasokan seiring dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara nasional.
"TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Sumut berupaya meningkatkan koordinasi untuk meningkatkan pengawasan agar harga bisa dikendalikan," katanya.
Baca Juga:PDIP Usulkan Ahok Jadi Kepala Otorita, Megawati Diminta Lihat Rekam Jejak
BI berharap inflasi bisa dikendalikan sehingga pertumbuhan ekonomi yang diprediksi meningkat pada 2022 atau pada kisaran 4,7-5,5 persen bisa terwujud.