SuaraSumut.id - Kemunculan aktor Dimaz Andrean setelah lama tak terdengar kini menjadi sorotan. Meski lama tak menghiasi layar kaca, Dimaz tetap merawat jiwa seninya dengan bermain wayang orang dan webseries.
Salah satu yang cukup menyita perhatian adalah ketika Dimas Andrean dipercaya untuk memerankan tokoh romo di series berjudul "Lukas: The Journey of an Altar Boy".
Ia sukses mendalami peran sebagai seorang romo, sekalipun Dimas beragama Islam dan mengaku baru pertama kali berperan sebagai seorang romo, seorang imam maupun pemimpin ibadah dalam gereja Katolik.
Dimaz Andrean memperlihatkan sederet potretnya kala ia berperan menjadi romo. Gesturnya terlihat begitu luwes kala berakting di depan altar.
Baca Juga:Sophia Latjuba Pamer Pakai Kalung Salib, Agamanya Bikin Heboh
Jubah romo yang biasa dipakai kala memimpin perayaan ekaristi terlihat cocok dikenakan oleh Dimaz Andrean. Ia pun begitu yakin kala mengangkat hosti yang melambangkan Tubuh Kristus.
"Menjadi seorang putra Altar itu seperti menjadi bagian dari keluarga Tuhan-Romo Eli," tulis Dimaz Andrean, dikutip dari Matamata.com, Sabtu (23/4/2022).
Tak cuma itu, Dimaz Andrean juga sempat berakting sembari mengenakan kemeja rapi dengan kalung salib yang melingkar di tubuhnya.
"Menemukan kembali sebuah ruang berproses," ujar Dimaz Andrean.
Gara-gara itu, banyak netizen yang melontarkan pujian dan rasa kagum pada Dimaz Andrean. Bahkan, ada penonton yang ikut meneteskan air mata setelah menyaksikan webseries yang dibintangi Dimaz Andrean itu.
Baca Juga:Heboh Sophia Latjuba Pakai Kalung Salib Padahal Sudah Lama Mualaf, Pindah Agama?
"Ka Dimaz muslim kan? Bisa loh mendalami banget perannya," tulis netizen.
"Suara dan wajahnya jadi mirip romo @romojostkokoh di film Lukas ini," komentar netizen yang lain.
"Keren bangettt kak Dimas," timpal lainnya.
"Nontonnya pas di part akhir lagsung air mata jatuh, karena keingat masa kecil pernah berjuang sebagi putra altar juga. Wajib nonton filmnya keren banget sukses mas @dimazandrean perannya dapat banget," ujar netizen.
Dimaz Andrean begitu totalitas dalam mendalami karakter sebagai romo. Ia menyempatkan diri untuk observasi ke gereja dan menemui romo di gereja setempat.
Dimaz juga rutin berinteraksi dengan tetangga di sekitar gereja yang mayoritas beragama Katolik.