SuaraSumut.id - Produksi bawang merah dinilai belum memenuhi kebutuhan masyarakat Aceh. Pasalnya, kebutuhan masyarakat akan bawang merah mencapai 41 ribu ton per tahun.
Hal tersebut diungkap oleh Kepala Bidang Hortikultura Distanbun Aceh Chairil Anwar melansir Antara, Senin (29/8/2022).
"Kita butuh bawang merah sekitar 41 ribu ton per tahun, tapi hanya mampu menyediakan sekitar 11 ribu ton. Jadi kita masih kekurangan 30 ribu ton," katanya.
Ia mengatakan hortikultura merupakan salah satu komoditas yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi, terutama dua komoditi seperti cabai merah dan bawang merah.
Baca Juga:Sempat Bentrok dengan Polisi di Depan Gedung DPR, Massa HMI Akhirnya Membubarkan Diri dengan Tertib
Pihaknya telah meminta kepada Kementerian Pertanian agar dapat menyiapkan sekitar 200-500 hektare sarana produksi (saprodi) pertanian, seperti benih, pupuk dan obat-obatan sebagai upaya peningkatan produksi.
Pihaknya juga mendorong agar pihak swasta ikut melakukan usaha-usaha tani, terutama komoditas bawang merah, yang juga sangat menguntungkan dari segi bisnis.
Sementara itu, kata Chairil, berbeda dengan bawang merah, untuk produksi cabai merah di wilayah provinsi paling barat Indonesia berhasil surplus seperti 2021 angka produksi cabai merah mencapai 58.000 ton. Sedangkan kebutuhan Aceh sebanyak 48.000 ton.
Pihaknya juga berupaya kepada Kementan untuk difasilitasi sarana pengolahan pascapanen, agar kebutuhan cabai merah tetap terpenuhi dengan baik pada saat panen cabai merah berkurang.
"Karena selama ini produksi cabai merah tidak merata sepanjang bulan. Makanya perlu pengolahan pascapanen," katanya.
Baca Juga:Proses Naturalisasi untuk Bela Timnas Indonesia Disetujui DPR RI, Jordi Amat Janjikan Hal Ini