Sebut Senjata Nuklir Ancaman Nyata Umat Manusia, Menlu Retno Marsudi: Lebih 13 Ribu Senjata di Dunia

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa senjata nuklir adalah ancaman nyata bagi umat manusia.

Riki Chandra
Selasa, 27 September 2022 | 09:38 WIB
Sebut Senjata Nuklir Ancaman Nyata Umat Manusia, Menlu Retno Marsudi: Lebih 13 Ribu Senjata di Dunia
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Tangkap Layar YouTube Sekretariat Presiden).

SuaraSumut.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa senjata nuklir adalah ancaman nyata bagi umat manusia. Hal itu disampaikan Retno dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Memperingati dan Mempromosikan Hari Internasional untuk Perlucutan Senjata Nuklir.

"Senjata nuklir merupakan ancaman nyata bagi umat manusia. Apalagi saat ini terdapat lebih dari 13 ribu senjata nuklir di dunia," kata Menlu Retno dalam pertemuan itu yang berlangsung di New York, Amerika Serikat pada Senin (26/9/2/2022).

Menlu Retno menyebutkan bahwa negara-negara yang memiliki senjata nuklir terus memodernisasi persenjataan nuklir mereka.

Situasi itu, menurut dia, telah menambah keprihatinan Indonesia terhadap perkembangan yang lambat dan kurangnya komitmen dalam upaya perlucutan senjata nuklir.

Baca Juga:Raih Global Citizen Awards, Jokowi Mendunia Trending Topic di Twitter, Publik: Membawa Misi Perdamaian

Terkait hal itu, Menlu Retno pun menyampaikan tiga pesan utama, yaitu perlucutan senjata nuklir harus terus menjadi prioritas bersama, mekanisme perlucutan senjata global perlu diperkuat, dan pemanfaatan energi nuklir untuk keperluan damai harus terus dikedepankan.

Retno juga menekankan bahwa "keselamatan umat manusia dari bencana nuklir merupakan tanggung jawab seluruh negara. Dalam hal ini, Indonesia terus berkomitmen dalam mendukung upaya tersebut".

Pertemuan peringatan hari internasional perlucutan senjata nuklir di PBB dilakukan dalam rangka mendorong seluruh negara pemilik nuklir menjalankan komitmennya untuk menghapus senjata nuklir, serta bekerja sama dalam memastikan hak setiap negara dalam penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.

Pertemuan itu merupakan pertemuan tahunan yang diselenggarakan atas mandat Resolusi Majelis Umum PBB No.68/32 tahun 2013, yang diajukan oleh Indonesia, atas nama Gerakan Non-Blok. (Antara)

Baca Juga:Retno Marsudi: Gerakan Non Blok Masih Berutang Kemerdekaan Palestina

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini