Sivitas USU Kritik Presiden, TKD Prabowo-Gibran: Saat Jokowi Sibuk Urus Rakyat Guru Besar Itu ke Mana?

Oleh karena itu, Sugiat mengaku heran dengan adanya kritik dari sivitas USU yang terjadi menjelang hari pencoblosan Pilpres 2024.

Suhardiman
Selasa, 06 Februari 2024 | 16:21 WIB
Sivitas USU Kritik Presiden, TKD Prabowo-Gibran: Saat Jokowi Sibuk Urus Rakyat Guru Besar Itu ke Mana?
Jubir TKD Prabowo-Gibran Sumut, Sugiat Santoso. [Suara.com/M. Aribowo]

SuaraSumut.id - Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Sumut menganggapi kritik sivitas akademika USU terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal netralitas di Pilpres 2024.

Jubir TKD Prabowo-Gibran Sumut, Sugiat Santoso menyesalkan kritikan yang dilayangkan sivitas USU yang terdiri dari guru besar hingga alumni.

"Ya kita menyesalkan sikap guru besar yang buta realitas, tidak melihat, tidak mendengar bagaimana fakta di lapangan rakyat itu sangat mencintai, sangat puas terhadap pemerintahan Jokowi," katanya kepada SuaraSumut.id, Selasa (6/2/2024).

Sugiat menjelaskan bukti rakyat sangat mencintai Jokowi adalah hampir semua lembaga survei menunjukkan angka tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi di atas 70 persen.

"Bahkan sudah melewati 80 persen, itu menunjukkan bahwa pemerintahan Jokowi itu berhasil dalam mengurus rakyat," ungkapnya.

Oleh karena itu, Sugiat mengaku heran dengan adanya kritik dari sivitas USU yang terjadi menjelang hari pencoblosan Pilpres 2024.

"Ketika Pak Jokowi sibuk urus rakyat guru besar itu ke mana? Ngapain mereka ketika Pak Jokowi sibuk mengurus rakyat," sindirnya.

"Lalu tiba-tiba menjelang pemilu mereka sok-sokan, berlagak pahlawan kesiangan mengkritik Pak Jokowi," sambungnya.

Sebagai kelompok intelektual teratas, kata Sugiat, tidak boleh kesannya memprovokasi rakyat untuk membenci pemimpinnya yang sesungguhnya pemimpinnya dicintai rakyat.

"Terkait pak Jokowi berpihak, berkampanye, kan sudah dijelaskan banyak pakar hukum tata negara, bahwa berdasarkan undang-undang kita boleh berpihak tanpa menggunakan fasilitas negara," imbuhnya.

Sugiat lalu menyebut nama Presiden sebelumnya seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga berkampanye.

"Dulu-dulupun Presiden Republik Indonesia dari zaman pak SBY, Bu Mega juga berkampanye untuk partainya, berkampanye untuk yang didukungnya. Selama tidak melanggar aturan yang ada ya boleh," katanya.

Meski banyaknya banjir kritik dari akademisi perguruan tinggi termasuk dari USU, Sugiat mengatakan Jokowi malah menunjukkan sikap kenegarawan dan menjadi teladan bagi rakyat.

"Itulah bijaknya pak Jokowi, bahwa dia tidak pernah terpancing, malah bersikap menyejukkan, mendamaikan dan tidak malah terprovokasi membuat keributan, itu wisdomnya seorang Jokowi," pungkasnya.

Kontributor : M. Aribowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini