Begitu juga untuk infrastruktur, khusunya jalan. Pasangan Surya itu mengatakan, hampir setengah masyarakat tidak paham status jalan. Mereka tidak paham mana punya pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Masyarakat hanya tahu jalan itu milik pemerintah.
Bahkan, saat kampanye calon kepala daerah itu berjanji semua jalan akan diperbaiki. Tidak ada membedakan. Begitu terpilih, mereka lupa dan banyak alasan ketika diminta untuk memperbaiki.
"Begitu terpilih bilangnya bukan tanggung jawab mereka. Malah diperkecil. Salahkan Mulyono, salahkan Jokowi. Waktu Pak Jokowi bangun tol langsung mengklaim ikut andil membantu," cetus Bobby.
Bobby juga menuturkan bagaimana sulitnya ketika Pemkot Medan mengajak pemerintah provinsi berkolaborasi dalam mengatasi banjir, mulai dari mengatasi drainase dan sungai. Saat itu Medan sedang dalam kondisi banjir parah.
Namun, karena harus bertanggungjawab kepada masyarakat, mereka bersusah payah mengatasi persoalan itu. Sekarang ini hasilnya jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Gubernur Sumut itu diberi amanah mengelola anggaran sebesar Rp 14 triliun setiap tahun. Katakanlah setengahnya digunakan untuk gaji ASN. Makan, tersisa sekitar Rp 7 triliun. Bila dikelola selama lima tahun, maka jumlahnya Rp 35 triliun. Kalau punya kemauan, harusnya jembatan bisa diperbaiki. Jalan tidak berlombang. Ini hanya janji. Mungkin dia lupa. Kalau infrastruktur rusak, perekonomian begitu begitu saja. Buk, saya bangun Jembatan Sicanang. Sebelum saya jembatan itu sudah empat kali ambruk. Sekarang sudah berdiri karena saya punya kemauan dan tanggung jawab atas anggaran yang kami kelola," ucapnya.
Bobby mengingatkan kepada masyarakat yang hadir untuk tidak menjelekkan pasangan lain. Pilkada ini dihadapi dengan suasana senang dan santai. Tidak perlu ribut satu sama lain.