Selain guguran lava panas, potensi bahaya saat ini berupa awan panas dan banjir lahar hujan pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Dua gunung api turun ke level II
Dari beberapa gunung api yang masih ditetapkan dalam level III atau siaga, ada dua gunung api justru turun menjadi level II atau Waspada. Adalah Gunung Iya di Ende, Nusa Tenggara Timur dan Gunung Karangetang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Gunung Iya telah diturunkan ke dalam level II pada 8 Januari 2025. Penurunan status ini berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental aktivitas gunung itu selama periode 1-7 Januari 2025,' jelasnya.
Kendati sudah turun ke level waspada, namun gempa dangkal maupun dalam masih terus tedeteksi. Masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah utama.
Selanjutnya, Gunung Karangetang diturunkan statusnya menjadi level II pada Sabtu (11/1/2025). Kendati demikian, masyarakat, pengunjung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan melakukan aktivitas dan mendekati radius 1,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara), termasuk wilayah sektoral 2,5 kilometer pada arah barat daya dan selatan.
"Tingkat aktivitas gunung akan ditinjau dan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan," katanya.