Berdasarkan informasi terkini, beberapa insiden mencakup preman yang menganiaya penjaga konter ponsel karena menolak memberikan top-up DANA gratis pada April 2025, serta pemalakan terhadap pengusaha dan warga oleh oknum yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas).
Kasus lain melibatkan intimidasi terhadap sopir taksi online dan warga yang sedang merenovasi rumah, bahkan ada laporan preman menyerang polisi saat penangkapan pengedar narkoba.
Faktor seperti pengangguran dan kemiskinan disebut sebagai akar masalah, dengan beberapa aksi premanisme terorganisir oleh kelompok tertentu yang menguasai wilayah seperti pasar atau pergudangan.
Pemerintah Kota Medan telah berupaya mengatasi ini dengan mendigitalisasi pembayaran untuk mengurangi pungli, memperkuat sistem keamanan lingkungan (siskamling), serta berkoordinasi dengan Polrestabes Medan dan TNI untuk tindakan tegas.
Meski ada respons cepat dari aparat, seperti penangkapan pelaku viral, tantangan tetap ada, dan aksi premanisme terus muncul.
Masyarakat diimbau melapor melalui hotline 110 atau nomor aduan polsek setempat jika mengalami premanisme, serta mendokumentasikan kejadian untuk bukti tanpa melawan langsung demi keamanan.
Kontributor : M. Aribowo