Setelah situasi berhasil dikendalikan, Kapolres langsung memimpin penyisiran di lokasi. Dalam proses tersebut, ditemukan sejumlah alat hisap sabu di rumah kosong yang berada di sekitar lokasi bentrokan.
"Temuan ini turut memperkuat dugaan bahwa beberapa pelaku terlibat dalam penyalahgunaan narkoba," pungkasnya.
Mengapa Belawan Marak Tawuran?
Tawuran warga di Medan Belawan sering terjadi karena beberapa faktor yang saling berkaitan.
Banyak tawuran dipicu oleh masalah sepele seperti saling ejek antar kelompok pemuda atau warga dari gang/kampung berbeda.
Misalnya, insiden pada 2021 dan 2023 menunjukkan bahwa saling ejek menjadi pemicu utama, yang kemudian memicu eskalasi kekerasan.
Tawuran di Belawan sering kali merupakan kelanjutan dari dendam lama antar kelompok atau kampung, seperti antara warga Gudang Arang dan Belawan Lama, atau antar gang seperti Gang Belanak dan Gang Alu-alu.
Rivalitas ini telah berlangsung selama puluhan tahun, bahkan sejak 40 tahun lalu, dan menjadi semacam "tradisi" konflik yang sulit dihentikan.
Selain itu, maraknya narkoba dan kondisi ekonomi yang sulit membuat warga mudah terprovokasi untuk ikut dalam kerusuhan.
Belawan dikenal sebagai kawasan pesisir dengan dinamika sosial yang kompleks, termasuk persaingan antar kelompok pemuda.
Tawuran sering terjadi di lokasi tertentu seperti Jalan Stasiun, Jalan Selebes, atau Lorong Papan, yang menjadi titik rawan konflik.
Secara keseluruhan, tawuran di Belawan adalah hasil dari kombinasi faktor sosial, budaya, ekonomi, dan kurangnya intervensi efektif.
Untuk mengatasinya, diperlukan pendekatan komprehensif, termasuk mediasi berkelanjutan, pendidikan masyarakat, pengawasan ketat terhadap pemuda, dan peningkatan ekonomi lokal agar warga tidak mudah terprovokasi.
Kontributor : M. Aribowo