SuaraSumut.id - Dinas Pendidikan Provinsi Aceh menerbitkan surat edaran tentang pengendalian aktivitas malam hari bagi pelajar guna meningkatkan kualitas akademik, vokasi dan pembentukan karakter murid.
Dalam edaran Nomor 400.3.8/5936 Tahun 2025, salah satu poin utama adalah larangan bagi pelajar berada di luar rumah setelah pukul 22.00 WIB, kecuali dalam kondisi mendesak dan dengan pendampingan orang dewasa.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan bentuk perhatian serius Pemerintah Aceh untuk mencegah kenakalan remaja.
"Adapun beberapa poin penting dari edaran itu di antaranya adalah meminta orang tua untuk memastikan anak mereka tidak berada di luar rumah setelah pukul 22.00 WIB kecuali untuk kepentingan yang mendesak dan tetap didampingi," katanya melansir Antara, Rabu 7 Mei 2025.
Orang tua juga diimbau berinteraksi dengan anak-anak secara hangat dan terlibat dalam kegiatan malam yang positif, seperti belajar atau diskusi keluarga.
Kemudian, kepala satuan pendidikan diminta menyelenggarakan kegiatan sosialisasi tentang pola asuh remaja di lingkungan sekolah.
Dirinya menilai waktu malam harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh murid untuk kegiatan yang bermanfaat dan istirahat cukup.
"Ini merupakan upaya konkret dalam menumbuhkan kebiasaan hidup teratur, sesuai dengan nilai-nilai agama dan amanat Qanun Aceh tentang penyelenggaraan pendidikan serta kebijakan nasional tentang penguatan karakter," ujarnya.
Marthunis mengatakan seluruh kepala cabang dinas pendidikan di wilayah kabupaten/kota diminta membangun koordinasi dengan pemerintah daerah, camat, hingga aparatur gampong/desa dan lembaga terkait lainnya untuk bersama-sama mengawasi aktivitas murid di malam hari.
"Sosialisasi yang masif bisa membangun kesadaran kolektif seluruh elemen masyarakat dalam mendukung gerakan ini," ungkap Marthunis.
Edaran tersebut merujuk pada nilai-nilai keislaman, seperti dalam Al Qurann Surat Al-Furqan ayat 47, serta teladan Rasulullah SAW dalam hadits shahih yang menunjukkan pentingnya tidur awal dan bangun pagi.
Pemerintah Aceh berkomitmen menanamkan nilai religiusitas dalam kebiasaan harian para pelajar.
"Kami tidak hanya ingin anak-anak kita pintar secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan disiplin waktu. Aktivitas malam yang tidak terkontrol dapat berdampak buruk pada prestasi dan perilaku mereka," jelasnya.
Oleh karena itu, ia mengajak orang tua, guru, dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk bersinergi dalam mendidik generasi muda Aceh yang bermartabat dan berdaya saing.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Pendidikan akan memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan ini melalui laporan dari sekolah dan cabang dinas wilayah.
"Pemantauan dan evaluasi berkala menjadi kunci dalam mengukur dampak kebijakan, termasuk kolaborasi lintas sektor, terutama dengan tokoh masyarakat dan agama serta dapat memperluas jangkauan pembinaan karakter murid hingga ke lingkungan sosial terdekat mereka," jelas Marthunis.
Dirinya meyakini dengan dukungan penuh dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan perangkat desa serta seluruh pemangku kepentingan pesan moral dan edukatif dari edaran itu benar-benar meresap di kalangan keluarga dan peserta didik.
Dampak Pelajar Keluar Malam
Keluar malam bagi pelajar dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang signifikan, meliputi berbagai aspek kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa dampak utama:
1. Kesehatan Fisik dan Mental
- Kelelahan dan Kurang Tidur: Keluar malam seringkali menyebabkan kurang tidur. Kurang tidur kronis dapat menyebabkan kelelahan, penurunan konsentrasi, dan masalah kesehatan fisik lainnya seperti gangguan sistem imun.
- Pola Makan Tidak Sehat: Kebiasaan keluar malam sering dikaitkan dengan konsumsi makanan cepat saji atau makanan tidak sehat lainnya. Ini dapat menyebabkan masalah berat badan, kekurangan gizi, dan masalah kesehatan jangka panjang.
- Peningkatan Risiko Penyakit: Kurang tidur dan pola makan buruk dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat pelajar lebih rentan terhadap penyakit.
- Masalah Kesehatan Mental: Kurang tidur dan tekanan sosial (misalnya, tekanan teman sebaya) dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres.
2. Prestasi Akademik
- Penurunan Konsentrasi: Kurang tidur dan kelelahan akibat keluar malam dapat sangat mengganggu kemampuan konsentrasi di kelas.
- Penurunan Motivasi Belajar: Kelelahan dan kurangnya waktu untuk istirahat dapat menurunkan motivasi belajar dan mengerjakan tugas.
- Keterlambatan dan Absensi: Kebiasaan keluar malam dapat menyebabkan pelajar terlambat masuk sekolah atau bahkan absen karena kelelahan atau alasan lainnya.
- Nilai yang Lebih Rendah: Semua faktor di atas berkontribusi pada penurunan prestasi akademik dan nilai yang lebih rendah.
3. Perilaku dan Disiplin
- Pergaulan Bebas: Keluar malam dapat meningkatkan risiko terlibat dalam pergaulan bebas, termasuk seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
- Tindak Kriminal: Dalam beberapa kasus, pelajar yang keluar malam rentan terlibat dalam tindakan kriminal seperti perkelahian, vandalisme, atau pencurian.
- Pelanggaran Aturan: Keluar malam seringkali melanggar aturan sekolah dan keluarga, yang dapat menyebabkan masalah disiplin dan hukuman.
- Perubahan Perilaku: Perubahan perilaku seperti menjadi lebih tertutup, mudah marah, atau kurang menghormati orang tua dan guru dapat menjadi indikasi dampak negatif dari kebiasaan keluar malam.
4. Keamanan dan Keselamatan
- Risiko Kecelakaan: Keluar malam meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, terutama jika pelajar mengemudi dalam keadaan lelah atau terpengaruh alkohol atau narkoba.
- Kriminalitas: Pelajar yang keluar malam lebih rentan menjadi korban atau pelaku tindak kriminal seperti perampokan, pelecehan, atau kekerasan.
- Eksploitasi: Pelajar rentan terhadap eksploitasi, seperti menjadi korban perdagangan manusia atau terlibat dalam kegiatan ilegal lainnya.
5. Hubungan Sosial dan Keluarga
- Konflik Keluarga: Kebiasaan keluar malam seringkali memicu konflik dengan orang tua atau wali, yang dapat merusak hubungan keluarga.
- Isolasi Sosial: Meskipun tampak seperti meningkatkan sosialisasi, keluar malam yang berlebihan dapat mengarah pada isolasi dari teman-teman yang tidak terlibat dalam kegiatan tersebut atau dari keluarga.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dampak
Penting untuk dicatat bahwa dampak keluar malam pada pelajar dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk:
- Usia: Pelajar yang lebih muda mungkin lebih rentan terhadap dampak negatif karena kurangnya pengalaman dan kemampuan mengambil keputusan yang matang.
- Lingkungan Sosial: Lingkungan sosial, termasuk teman sebaya dan komunitas, dapat memainkan peran penting dalam menentukan apakah keluar malam memiliki dampak positif atau negatif.
- Pengawasan Orang Tua: Tingkat pengawasan dan dukungan orang tua atau wali dapat memengaruhi risiko dan konsekuensi dari kebiasaan keluar malam.
- Kepribadian: Beberapa pelajar mungkin lebih rentan terhadap dampak negatif karena faktor kepribadian seperti kurangnya kepercayaan diri atau tekanan teman sebaya.
Pencegahan dan Intervensi
Untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif dari kebiasaan keluar malam pada pelajar, penting untuk mengambil langkah-langkah berikut:
- Komunikasi Terbuka: Orang tua, guru, dan pelajar perlu berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang risiko dan konsekuensi dari keluar malam.
- Penetapan Batasan: Orang tua perlu menetapkan batasan yang jelas dan realistis mengenai jam malam dan kegiatan sosial.
- Kegiatan Alternatif: Menawarkan kegiatan alternatif yang positif dan konstruktif, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sukarela, dapat membantu pelajar mengisi waktu luang mereka dengan cara yang bermanfaat.
- Pengawasan dan Dukungan: Orang tua dan guru perlu memberikan pengawasan dan dukungan yang memadai untuk membantu pelajar membuat keputusan yang bijak dan menghindari perilaku berisiko.
- Konseling: Jika pelajar mengalami masalah akibat kebiasaan keluar malam, konseling profesional dapat membantu mereka mengatasi masalah tersebut dan mengembangkan strategi koping yang lebih sehat.