SuaraSumut.id - Saat hamil terjadi perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron yang memengaruhi suasana hati sehingga ibu lebih mudah sensitif, mudah marah, dan rentan stres.
Perubahan bentuk tubuh, nyeri payudara, mual muntah (morning sickness), dan kelelahan dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik yang memicu stres.
Khawatir tentang kesehatan janin, proses persalinan, dan kemampuan menjadi orang tua menambah beban pikiran ibu hamil.
Fluktuasi emosi yang sifatnya normal selama kehamilan membuat ibu hamil rentan menangis dan merasa cemas.
Oleh karenanya, penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan dukungan keluarga, berkonsultasi dengan tenaga medis, serta melakukan relaksasi agar stres dapat dikelola dengan baik demi kesehatan ibu dan janin.
Berikut adalah 7 efek stres dan menangis pada ibu hamil yang berbahaya untuk janin:
1. Risiko kelahiran prematur
Stres berlebihan meningkatkan produksi hormon kortikotropin (CRH) oleh plasenta, yang menyebabkan kelahiran lebih cepat dari waktu seharusnya.
2. Berat badan lahir rendah
Stres menyebabkan aliran darah ke rahim berkurang sehingga janin kekurangan nutrisi dan oksigen, berdampak pada berat badan bayi saat lahir yang rendah.
3. Gangguan perkembangan otak janin
Hormon stres (kortisol) yang berlebihan memengaruhi perkembangan otak janin, berisiko menimbulkan masalah perilaku dan kesulitan konsentrasi di masa depan.
4. Penurunan suplai oksigen ke janin
Saat ibu menangis karena stres, produksi hormon norepinefrin meningkat yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga pasokan oksigen ke janin berkurang.
5. Gangguan pertumbuhan plasenta