Asian Agri Perkenalkan Keunggulan Bibit Topaz di IPOS Forum 2025

Ia menegaskan, bahwa tanam kecambah unggul Topaz, rawat dengan baik, dijamin petani puas dan pasti naik kelas.

Suhardiman
Jum'at, 31 Oktober 2025 | 11:37 WIB
Asian Agri Perkenalkan Keunggulan Bibit Topaz di IPOS Forum 2025
IPOS Forum 2025. [Ist]
Baca 10 detik
  • Asian Agri memperkenalkan benih unggul DxP Topaz pada ajang IPOS-Forum di Medan.
  • Benih Topaz terbukti produktif hingga 38 ton TBS per hektar dan tahan terhadap penyakit Ganoderma.
  • Inovasi bibit Topaz mendorong produktivitas petani serta mendukung keberlanjutan perkebunan sawit nasional.

SuaraSumut.id - Asian Agri memperkenalkan benih DxP Topaz di Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum (IPOS-Forum) di Hotel Santika Dyandra Premier Convention Center, Medan.

Keikutsertaan Asian Agri dalam forum ini membuktikan komitmennya terhadap pengembangan varietas kelapa sawit unggul secara ilmiah dan berkelanjutan, produktif, tahan penyakit, teruji secara statistik, serta mendukung pemberdayaan petani sawit di Indonesia.

Yopy Dedywiryanto, Head of Plant Breeding Asian Agri, mengatakan sampai saat ini lebih dari 200 juta kecambah Topaz telah ditanam di dalam negeri maupun luar negeri.

Benih Topaz yang diproduksi saat ini merupakan benih yang telah teruji dan terbukti mampu menghasilkan produksi hingga 24 ton tandan buah segar (TBS)/hektar pada tahun pertama, sementara pada masa tanaman menghasilkan tahun ketiga hingga tahun keenam, produktivitas rata-rata mencapai 38 ton TBS/hektar.

"Dengan rendemen minyak sekitar 28%, potensi produksi Crude Palm Oil (CPO) bahkan dapat menembus lebih dari 10 ton/hektar," katanya.

Perusahaan juga mengembangkan varietas Topaz GT, yaitu kecambah unggul yang memiliki tingkat toleransi lebih tinggi terhadap penyakit Ganoderma.

Pengujian varietas ini dilakukan menggunakan isolat Ganoderma paling agresif yang dimiliki oleh Oil Palm Research Station (OPRS) Topaz. Dengan demikian, petani memperoleh kepastian bahwa Topaz GT memiliki ketahanan lebih baik terhadap serangan Ganoderma, yang merupakan salah satu ancaman utama bagi perkebunan kelapa sawit.

Yopy juga menjelaskan bahwa varietas Topaz 1 menjadi pilihan unggulan bagi para petani karena mampu menghasilkan jumlah tandan yang banyak serta bobot tandan yang berat.

Ia juga meluruskan informasi yang beredar mengenai rendahnya kandungan minyak pada Topaz 1 berwarna oranye, yang menurutnya tidak benar.

"Berdasarkan hasil pengujian terhadap ribuan tandan dan ribuan pokok, tidak ditemukan perbedaan signifikan antara buah berwarna oranye dan merah. Bahkan, buah oranye dari Topaz 1 cenderung memiliki tonase TBS yang lebih tinggi dibandingkan buah merah," ujar Yopy.

Ia menegaskan, bahwa tanam kecambah unggul Topaz, rawat dengan baik, dijamin petani puas dan pasti naik kelas.

"Kehadiran bibit unggul ini memberikan peluang besar bagi petani kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas kebun, memperoleh hasil panen yang lebih stabil, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka," ungkapnya.

Pendekatan ini turut mendorong keberlanjutan perkebunan kelapa sawit, karena penggunaan bibit yang produktif dan tahan terhadap penyakit dapat mengurangi potensi kerugian akibat serangan penyakit serta meminimalkan tekanan terhadap perluasan lahan.

Dengan demikian, inovasi dalam pengembangan bibit unggul berperan penting dalam mendukung praktik agronomi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Upaya ini juga memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional dengan memastikan pasokan bahan baku yang stabil, berkualitas, dan berkelanjutan, sekaligus menjadi bagian dari kontribusi sektor perkebunan menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045 yang mandiri, berdaya saing, dan berketahanan iklim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini