SuaraSumut.id - Berdasarkan laporan terkait, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mencatat setidaknya 60 tenaga medis di Provinsi Aceh terkonfirmasi positif COVID-19.
"Sampai saat ini yang sudah saya catat, hampir 60 orang yang positif tenaga medis perawat maupun dokter. Jumlah itu akan terus bertambah jika pemerintah tidak memperketat sistem penapisan di setiap fasilitas kesehatan," kata Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman di Banda Aceh, Selasa (4/8/2020).
Safrizal menyebutkan, selama ini layanan di fasilitas kesehatan COVID-19 dan perlindungan terhadap tenaga medis masih lemah. Dampaknya, para tenaga medis yang terpapar dan konfirmasi positif makin hari terus bertambah.
Ia juga berpendapat, upaya skrining awal di setiap fasilitas kesehatan harus diperketat. Saat ada pasien masuk maka terdapat prosedur yang jelas dan sejumlah pertanyaan yang disodorkan ke pasien guna melihat seorang pasien itu mengarah ke COVID-19 atau tidak.
"Kalau memang pasien ini mengarah ke COVID-19 maka langsung dipindahkan ke tempat perawatan COVID-19, kalau yang tidak baru boleh masuk ke fasilitas biasa," ujarnya, melansir Antara.
Bila skrining tidak ketat, kata Safrizal, pasien COVID-19 bisa saja diarahkan ke ruang biasa. Sedangkan di fasilitas biasa petugas akan merawat seperti umumnya, sehingga apabila ternyata kasus tersebut merupakan pasien COVID-19 maka para perawat tersebut juga sangat rawan tertular.
"Dan itu terjadi beberapa sekali dan sering sekali bahkan, lolos pasien masuk ke ruang biasa, ternyata belakangan diketahui COVID-19, sehingga siapa saja berkontak dekat dengan pasien ini harus diperiksa semuanya," katanya.
Ia melanjutkan, dari 60 tenaga medis tersebut sekitar 25 orang merupakan dokter, termasuk di dalamnya peserta program dokter spesialis (PPDS), dan selebihnya perawat. Umumnya petugas yang terinfeksi tidak bergejala, sehingga hanya membutuhkan isolasi mandiri yang diawasi ketat agar tidak menularkan ke orang lain.
"Angka ini fluktuatif ya, akan terus meningkat, karena memang pemeriksaan kita kadang-kadang butuh waktu sedikit lama, mereka diperiksa dan mereka harus diisolasi sementara menunggu hasil swab. Karena kalau mereka bekerja takutnya hasil positif, maka sudah banyak lagi yang harus ditracing," katanya.
Baca Juga: Emak-emak Nekat Lawan Arus di Jalanan Padat, Langsung Diteriaki Takbir
Sementara beberapa orang (bergejala) dan satu orang dokter sekarang di respiratory intensive care unit (RICU) harus diberikan alat bantu nafas dan sangat memprihatinkan. Meski demikian, sebagian besar tanpa gejala.
Berita Terkait
-
Terkonfirmasi Positif COVID-19, Begini Kondisi Kapolres Lhokseumawe
-
Penelitian Genotipe Virus Corona Sumatera Selatan Dihentikan, Ini Alasannya
-
Obat Covid-19 Hadi Pranoto akan Diproduksi 300 Juta Botol
-
Obat Corona Hadi Pranoto Aman untuk Bayi dan Ibu Hamil
-
Hadi Pranoto Ajak Pemerintah Uji Klinis Bareng Herbal Covid-19 Buatannya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Gerindra Sumut-Yayasan Hati Emas Indonesia Kirim 10 Ton Bantuan Sembako ke Tapteng
-
Kades di Taput Tersangka Korupsi Dana Desa Ditahan
-
5 Sepatu Lari Wanita Paling Nyaman dan Modis, Cocok untuk Millennial
-
3 Sepatu Lari Lokal Berteknologi Tinggi dengan Harga Terjangkau
-
3 Sepatu Lari Eiger Adventure untuk Segala Medan