
SuaraSumut.id - Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Ulama Sumatera Utara kecewa dengan keputusan Presiden Jokowi yang tetap menggelar Pilkada 2020.
Ketua Pokja Pilkada GNPF-Ulama, Tumpal Panggabean menilai, keputusan itu tidak mempertimbangkan ancaman kesehatan selama masa pandemi Corona.
"Kita merasa (Presiden Jokwi) lebih mementingkan anak dan menantunya (di Pilkada) daripada keselamatan rakyat," kata Tumpal, Rabu (23/9/2020).
Jika Pilkada serentak tetap dilaksanakan, kata tumpal, maka tentu akan menjadi Pilkada horor. Sebab akan ada cluster-cluster baru sebagai penyebaran virus Covid-19.
Baca Juga: 2 Hari Dibuka, Tower 4 Wisma Atlet Langsung Terisi 527 Pasien OTG Corona
Khusus Kota Medan, dengan kondisi sebagai zona merah level III tentu sangat beresiko dan mengancam kesehatan masyarakat.
"Kita meminta agar Pilkada ditunda sampai Kota Medan berubah pada zona hijau. Jika sudah zona hijau silahkan laksanakan Pilkada," ujarnya.
GNPF Ulama Sumut sudah mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri (PN) Medan untuk meminta agar pelaksanaan Pilkada Medan 2020 ditunda.
"Gugatan ini dilakukan berdasarkan prosedur Class Action, penggugat mewakili hak masyarakat lainnya. Dengan adanya gugatan ini kami mengundang girah masyarakat yang pandangannya sama, bahwa Pilkada ini horor dan memungkinkan untuk ditunda," katanya.
Pihaknya berharap, gugatan tersebut dapat dikabulkan oleh pengadilan, sehingga Pilkada di Kota Medan ditunda hingga pandemi Covid-19 berangsur membaik.
Baca Juga: DPR Minta Kemenag Sampaikan Informasi Pelaksanaan Umrah dengan Benar
"Kita masih berharap PN dapat mengabulkan gugatan kita, dan kita akan berjuang terus sampai pilkada benar-benar ditunda," ungkapnya.
Presiden Joko Widodo menyatakan, tahapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 akan tetap dilaksanakan, meski pandemi Covid-19 belum berakhir.
Pernyataan Jokowi disampaikan Juru Bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman Senin (21/9/2020).
Presiden Jokowi menyatakan, pemungutan suara pilkada di 270 daerah akan tetap dilaksanakan serentak pada 9 Desember 2020 mendatang.
Berita Terkait
-
Juni 'Mengerikan' Menanti Prabowo: Beban Utang Jatuh Tempo Capai Rp 178 Triliun, Warisan Pandemi
-
AS Juga Protes Kebijakan Hilirisasi Nikel Warisan Jokowi
-
Apalah Arti Ijazah? Refleksi dari Polemik Ijazah Jokowi di Era Disrupsi
-
Jokowi Akhirnya Buka Suara Soal Ijazah Palsu? Jawabannya Bikin Penasaran!
-
Ditemui Perwira Polri Siswa Sespimmen, Jokowi: Mereka Tanya soal Leadership
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Memutuskan Pindah Homebase Musim Depan, Dua Tim Promosi Angkat Kaki
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp60 Jutaan: Pilihan untuk Keluarga Baru, Lengkap Perkiraan Pajak
Pilihan
-
Geely Auto Luncurkan Galaxy Cruiser, Mobil Berteknologi Full AI di Auto Shanghai 2025
-
Jakmania Bersuara: Lika Liku Sebarkan Virus Orange di Kandang Maung Bandung
-
Ikuti Jejak Doan Van Hau, Bintang Thailand Kena Karma Usai Senggol Timnas Indonesia?
-
Hasil BRI Liga 1: Dibantai Borneo FC, PSIS Semarang Makin Terbenam di Zona Degradasi
-
5 Rekomendasi HP dengan Kecerahan Layar Maksimal di Atas 1000 Nits, Jelas dan Terang di Luar Ruangan
Terkini
-
508 Imigran Etnis Rohingya Masih Ditampung di Aceh, Ini Masalah dan Solusinya
-
Ngeri! Tangan Polisi Disayat Bandar Narkoba di Langkat, Begini Kronologinya
-
Puluhan Tahun Rusak, Bobby Nasution Target Perbaiki Jalan 3 Kabupaten Tahun Ini
-
Proyek BioCNG Beroperasi di Labusel, Ubah Limbah Kelapa Sawit Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan
-
Peringatan Hari Bumi: Menjaga Ekosistem Kunci Mengatasi Krisis Iklim