Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Jum'at, 25 September 2020 | 11:10 WIB
​​​​​​​Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko (tengah) menyampaikan kasus pembunuhan. (ANTARA/HO)

SuaraSumut.id - Seorang wanita bernama Fitri Yanti (45) warga Jalan Bromo, Medan dibunuh suami sirinya berinisial FP.

Mayat korban ditemukan disemak belukar di Jalan Mahoni,  Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

FP mengaku membunuh korban karena sakit hati  sering dimaki-maki. Korban dan pelaku menikah tahun 2015 dan tinggal bersama di sebuah rumah selama 5 bulan.

Korban kemudian kembali tinggal bersama anaknya di Jalan Bromo, Medan. Sejak saat itu korban tidak pernah berhubungan lagi.

Baca Juga: Terungkap! Pembunuhan Jefri Wijaya Dipicu Utang Judi Online

Sebelum terjadi pembunuhan, pelaku menghubungi korban untuk bertemu dan mengajak makan malam.

Keduanya lalu pergi berboncengan dengan sepeda motor. Saat berada di sebuah perumahan, korban melihat ada benda yang menonjol di pakaian pelaku. Oleh tersangka menjawab benda tersebut adalah pisau.

"Usai dijawab pelaku itu pisau, korban mengatakan bunuh saja saya. Biar aku tak minta nafkah lagi sama kau. Ini keterangan tersangka. Seketika tersangka langsung menggorok leher korban di pinggir jalan," kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko seperti dilansir dari KabarMedan.com - jaringan Suara.com, Jumat (25/9/2020).

Riko mengatakan, pelaku sering mengancam akan membunuh melalui telepon. Pelaku sudah merencanakan pembunuhan tersebut sejak seminggu sebelumnya.

"Motifnya sakit hati karena sering dimaki-maki oleh korban. Pengkauan pelaku, korban minta dibelikan rumah dan tersangka belum bisa menyanggupi," ujarnya.

Baca Juga: Profil Lidya Pratiwi, Perjalanan Karier hingga Kasus Pembunuhan

"Pelaku dipersangkakan dengan Pasal 340 dan 338 KUHPidana. Ancamannya hukuman mati," sambung Riko.

Pihaknya berhasil mengungkap kasus ini dua hari setelah ditemukannya mayat dengan leher terluka sayatan yang menyebabkan saluran pernafasannya putus.

Namun, kata Riko, pelaku baru tertangkap sekitar 3 minggu karena terus lari. Pelaku sempat melarikan diri ke Tebing Tinggi dan akhirnya ditangkap di Riau.

"Di Riau, pelaku bertemu kawan kerjanya. Seminggu terakhir dia di Riau," cetusnya.

Polisi menyita barang bukti pisau yang digunakan membunuh korban, sandal korban, serta 2 unit sepeda motor.

"Keterangan yang kita dapat, pelakunya tunggal," katanya.

Rani (23) anak korban mengatakan, ibunya pernah merasa takut pelaku akan membunuhnya.

Saat itu, ibunya dalam keadaan lebam-lebam di wajahnya karena mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

"Akhir 2018, mama lebam-lebam, kok bisa kek gini ma. Gak apa-apa katanya. Terus dibilangnya, mama takut kak, kakak nanti dibunuhnya," kata Rani menirukan perkataan almarhumah.

Farhan Aulia (21), yang juga anak korban mengatakan, ibunya sempat bekerja sebagai driver ojek online, namun lebih banyak untuk mengantar makanan. Biasanya, jika akan bepergian, korban selalu berpamitan kepadanya.

"Itu selalu bilang ke mana. Biasanya memang hanya ketemu dengan kawan-kawannya di Bromo, dan lainnya," katanya.

Pada Sabtu yang naas tersebut, korban tidak mengatakan pergi ke mana. Hanya saja korban sempat menelpon dan mengatakan dirinya bersama temannya.

"Itu malam hari sekitar jam 9-an mama nelpon bilang lagi keluar sama temannya. Tak bilang di mana. 20 menit kemudian ku telpon lagi sudah gak aktif," katanya.

Hingga pada Minggu, dia mendapat kabar bahwa ibunya sudah ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.

"Orang Polsek Percut Sei Tuan datang ke rumah. Dibilangnya ibu sudah meninggal dunia. Kecurigaan langsung ke situ. Gak ada siapa-siapa lagi, dia (pelaku itu yang membunuh)," pungkasnya.

Load More