Scroll untuk membaca artikel
Iwan Supriyatna
Sabtu, 31 Oktober 2020 | 08:25 WIB
Sejumlah emak-emak di depan Masjid Al Yasimin di Jalan Iskandar Muda Baru merusak tas sandang sebagai simbolisasi boikot produk Prancis. (Dok. Istimewa)

SuaraSumut.id - Sejumlah emak-emak merusak tas produk Prancis dan menginjak-injak poster bergambar wajah Presiden Prancis, Emmanuel Macron di depan Masjid Al Jihad di Jalan Abdullah Lubis, Medan.

Tak sedikit di antara pengguna jalan turun sejenak dari kendaraannya untuk sekedar menginjak kemudian berlalu. Tidak hanya itu saja, sejumlah orang juga melompat-lompat di atas poster tersebut seraya mengecam Presiden Macron.

Di kanan kiri pagar masuk masjid juga terpasang spanduk dengan foto bertuliskan ‘Abdoulakh Anzorof, Telah Kau Tunaikan Bakti Suci.. Bela Kemuliaan Nabi. Sumatera Utara Boikot Produk Prancis’.

Sementara itu, sejumlah emak-emak berunjukrasa di depan Masjir Al Yasamin, di Jalan Iskandar Muda Baru. Mereka memprotes pernyataan Presiden Macron.

Baca Juga: Emak-emak Buang Tas Produk Prancis Hingga Injak Poster Emmanuel Macron

Selain juga menginjak gambar Presiden Macron lalu merobek-robeknya, pendemo juga membawa poster yang isinya mendukung aksi Anzorov. ‘Syahid Abdullah Abdullah Anzorov,’.

Tak cuma itu, para pengunjuk rasa juga mengajak masyarakat memboikot produk-produk dari Prancis. Terlihat, pengunjuk rasa membawa tas sandang lalu merusaknya dengan pisau. Tas tersebut dimaknai sebagai simbol produk Prancis.

“Kami rela mati demi Rasulullah,” teriak salah seorang pengunjuk rasa sambil membanting dan menginjak tas warna merah marun seperti dilansir dari Kabarmedan.com, Sabtu (31/10/2020).

Seorang pengunjuk rasa yang dikenal sebagai Bunda Roni mengatakan, mereka tidak rela Rasulullah dihina.

“Zaman ini kami mendengarnya (penghinaan), dan bagi kami itu penghinaan yang paling berat. Ayah kita saja dihina kita tak terima. Bagi kami tidak ada cara lain. Hanya inilah yang bisa kami lakukan,” ucapnya.

Baca Juga: Keras! Reaksi Ustaz Abdul Somad saat Islam Dihina Presiden Prancis Macron

Sebagaimana diketahui, pernyataan Presiden Macron dinilai telah menghina agama Islam dan mendiskreditkan Muslim dengan mengaitkannya dengan tindakan terorisme.

Dia juga menyatakan tidak akan melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW, hal yang sangat ditentang umat Islam.

Macron menyampaikan pernyataannya menyusul pembunuhan terhadap Samuel Paty, seorang guru yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW, kepada siswanya.

Dia dipenggal remaja Muslim keturunan Chechnya berusia 18 tahun, Abdullah Anzorov, yang kemudian ditembak mati polisi.

Berita ini sebelumnya dimuat Kabarmedan.com jaringan Suara.com dengan judul "Poster Wajah Presiden Prancis Diinjak-injak, Kaum Ibu Rusak Tas Simbol Produk Prancis"

Load More