Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Jum'at, 20 November 2020 | 19:30 WIB
Massa bakar poster bergambar Habib Rizieq Shihab di Medan (Suara.com/Muhlis)

SuaraSumut.id - GNPF Ulama Sumut angkat bicara soal pendemo yang menginjak dan membakar poster bergambar imam besar FPI Habib Rizieq di Medan.

Wakil Ketua GNPF Ulama Sumatera Utara, Tumpal Panggabean menduga mereka adalah massa aksi bayaran.

"Sangat aneh kan, pada situasi yang gak ada apa-apa, tiba-tiba ada aksi yang seperti itu. Kita tak tahu siapa yang bayar mereka, saya gak yakin mereka gak dibayar," kata Tumpal, Jumat (20/11/2020).

Menurut Tumpal, pihaknya akan melakukan musyawarah terkait pembakaran poster bergambar Rizieq.

Baca Juga: Kronologi Kerumunan Massa Pengikut Rizieq di Megamendung Versi Ridwan Kamil

Jika ditemukan adanya indikasi penghinaan terhadap ulama, kata Tumpal, maka bisa saja akan dibawa ke ranah hukum.

"Kalau mereka mengatasnamakan umat Islam dan lebih Pancasila dari umat Islam, tidak mungkin melecehkan ulama. Kita nanti akan lihat apakah ada pelecehan ulama, kalau ada akan kita lakukan langkah termasuk upaya hukum," ujarnya.

Sebagai pendukung ulama, kata Tumpal, pihaknya tidak pernah melakukan hal yang berlebihan hingga merendahkan ulama.

Sebaliknya yang mengatasnamakan Pancasila dari umat Islam, justru menyampaikan narasi dan sikap yang justeru memecah belah umat.

"Justru bertanya kita, umat Islam yang mana dia? Mana ada umat Islam merendahkan ulamanya. Kan ketahuan kali kalau mereka itu abal-abal," ungkapnya.

Baca Juga: Selesai Diperiksa, Ridwan Kamil Ungkap 6 Hal Tak Bisa Diintervensi Gubernur

Terkait kedatangan Habib Rizieq Shihab ke Sumut, pihaknya akan memastikan bahwa suatu saat akan mengundang datang ke Medan. Namun ketika situasi dirasa memungkinkan.

"Kalau Habib (HRS) ke Medan itu pasti, tapi kita akan tunggu momen yang tepat. Kan kita sudah pernah kita undang ke Medan. Dan kita lihat antusias masyarakat menyambutnya. Jadi bohong kalau yang mereka katakan akan memecah belah umat," pungkasnya.

Kontributor : Muhlis

Load More