Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 25 November 2020 | 07:05 WIB
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi. [Foto: Istimewa]

SuaraSumut.id - Fenomena La Nina hingga awal tahun mendatang sesuai prediksi BMKG berisiko menyebabkan gagal panen.

Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi ketersedian pangan dan berdampak pada kenaikan inflasi.

"Ini perlu menjadi salah satu catatan penting dalam pengendalian inflasi kita jelang tahun 2021. Strategi dan antisipasi harus dipersiapkan, termasuk jika ada bencana dan proses distribusi yang terhambat akibat ada longsor misalnya," kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Selasa (24/11/2020).

Edy menyampaikan, masing-masing TPID kabupaten/kota menyiapkan strategi kesiapan pangan untuk komoditas-komoditas yang masih defisit di wilayah masing-masing.

Baca Juga: Info Cuaca Jateng: Waspadai Hujan Lebat di Daerah Pegunungan Tengah

Khususnya komoditas yang memiliki volatilitas tinggi terhadap inflasi harus menjadi perhatian utama. Misalnya, cabai merah, bawang merah dan lainnya.

Edy juga mengimbau TPID untuk beralih menuju dunia digital dan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam mendukung program ketahanan pangan.

"Artinya, kita harus kreatif dan inovatif," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Sumut Provinsi Sumut Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, perkembangan ekonomi Sumut pada triwulan III 2020 tercatat -2,60% year on year (yoy). Lebih baik dibanding nasional -3,49% yoy.

Dari sisi permintaan, perbaikan didorong oleh kontraksi impor. Dari sisi penawaran, lapangan usaha (LU) perdagangan dan transportasi tumbuh membaik sejalan dengan masuknya periode adaptasi kebiasaan baru.

Baca Juga: Gunungkidul Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 4,2

"Pertumbuhan ekonomi Sumut tahun 2020 diperkirakan mengalami kontraksi. Pemulihan ekonomi terjadi pada triwulan III seiring dengan fase adaptasi kebiasaan baru ternyata belum optimal mendorong ekonomi. Perbaikan ekonomi di triwulan IV menjadi penentu kinerja ekonomi di tahun 2020," pungkasnya.

Load More