Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 07 Desember 2020 | 15:12 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau bantaran sungai (Suara.com/Muhlis)

SuaraSumut.id - Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, meninjau lokasi banjir di Perumahan De Flamboyan, Tanjung Selamat, Sumatera Utara, Senin (7/12/2020).

Basuki datang bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan.

Basuki menegaskan, akan segera melakukan perbaikan bantaran sungai penyebab banjir. Dari hasil peninjauan, kata Basuki, akan dilakukan beberapa perbaikan, seperti membuat dam pengendali air dan memperkokoh tebing sungai agar tidak jebol.

"Kita bangun groundsill agar arusnya tidak terlalu deras dan menghantam tebing. Pembangunannya akan segera dilakukan, mudah-mudahan bisa selesai dalam tiga minggu" katanya.

Baca Juga: Kisah Seorang Ibu di Pekanbaru, Puluhan Tahun Jadi Pengojek Sampan

Menurut Basuki, banjir disebabkan jebolnya tebing lantaran tidak dikerjakan dengan baik. Tebing sungai tidak dipadatkan sehingga jebol saat arus sungai deras.

"Ini kita lihat bahwa tebing sungainya tidak dikerjakan dengan baik dan tidak dipadatkan. Nanti akan kita padatkan," ujarnya.

Basuki mengaku telah mendapatkan laporan tentang kondisi banjir saat berada di Kantor Balai Wilayah Sungai (BWS). Dia menduga banjir ini terjadi karena curah hujan yang tinggi.

"Tadi saya dapat laporan dari Kepala Balai Jalan bahwa tanggulnya jebol. Kita akan perbaiki setelah air mulai surut," ujarnya.

Kementerian PUPR bersama Pemprov Sumut akan segera melakukan pengendalian dengan normalisasi sungai dan pemadatan bantaran sungai.

Baca Juga: 330 Gardu PLN Terendam Banjir di Aceh Utara, Begini Dampaknya

"Ini kan tiga sungai ini, Sungai Deli, Sungai Belawan dan Sungai Percut, ini kan tiga sistem yang selalu melewati Medan. Kita akan normalisasi dan kita sudah punya desainnya," jelasnya.

Selain itu, kata Basuki, pihaknya akan menyediakan rumah susun (rusun) dan apartemen bagi masyarakat di bantaran sungai jika bersedia pindah.

"Bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, kalau mau pindah,  akan kita buatkan rusun dan apartemen," kata Basuki.

Ia menyebut, lahan hunian memang menjadi kebutuhan. Namun penentuan lahan hunian harus sesuai kajian dan tidak dilakukan secara asal-asalan.

"Memang semua kan butuh hunian, kalau di kota kan tidak mungkin ada bantaran sungai yang luas. Harus dihitung betul," katanya.

Disinggung terkait banyaknya perumahan yang dibangun di bantaran sungai dan kerap menyalahi aturan, Basuki malah mengembalikan ke pemerintah kota dan daerah.

Ia mengaku, banyak pemukiman masyarakat yang terendam banjir bukan hanya disebabkan buruknya kondisi sungai. Namun, bisa disebabkan karena masyarakat yang mendekati sungai dan membangun perumahan.

"Ini kadang-kadang banjirnya karena masyarakat yang mendekati sungai. Memang semua butuh lahan untuk permukiman, tapi kan harus hati-hati untuk menentukan," pungkasnya.

Kontributor : Muhlis

Load More