SuaraSumut.id - Sejumlah pengusaha bus di Medan mengeluhkan sepinya penumpang menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.
Bahkan hingga H-4 menjelang perayaan Natal, pemudik dari Pulau Jawa ke Sumatera Utara belum menunjukkan jumlah yang signifikan.
"Hingga saat ini belum ada informasi dari Jakarta bahwa ada kenaikan jumlah penumpang yang signifikan datang ke Sumut," kata humas bus ALS, Alwi Matondang ditemui di kantornya, Senin (21/12/2020).
Alwi mengatakan, hingga hari ini pihaknya masih mengoperasikan bus reguler baik dari Medan ke Jakarta maupun sebaliknya.
Ia mengaku, sejak pandemi Covid-19 saat lebaran Idul Fitri 2020 hingga Natal dan Tahun Baru 2020, mobilisasi masyarakat belum juga terjadi.
"Biasanya sejak tanggal 17 sudah mulai ada kenaikan jumlah penumpang. Tapi di masa pandemi Covid-19 ini, baik lebaran maupun tahun baru, terjadi terjun bebas," ujarnya.
Menurut Alwi, penurunan jumlah penumpang mecapai 60 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019.
Biasanya, kata Alwi, menjelang Natal dan Tahun Baru akan terjadi dua gelombang lonjakan arus mudik yakni di tanggal 17-22 Desember. Lonjakan akan kembali terjadi setelah Natal yakni di tanggal 26-30 Desember.
Jumlah penumpang dari Jawa ke Sumatera khususnya Sumatera Utara akan berpengaruh akibat kebijakan terbaru yang mewajibkan setiap penumpang menyertakan hasil pemeriksaan rapid test antigen.
Baca Juga: Gibran Buka Suara Isu Korupsi Bansos COVID-19 Rekomendasi Tas Bansos Sritex
"Tahun lalu kita bertambah 10 unit bus perhari atau meningkat 350 penumpang perhari. Tahun ini bus reguler pun masih banyak yang kosong," ungkapnya.
Sepinya arus mudik ke Sumatera Utara tidak hanya terjadi dari Pulau Jawa, hal yang sama juga dikeluhkan oleh pengusaha transportasi antar kota dalam provinsi.
Kepala perwakilan bus Sejahtera Medan, Martua Ambarita mengaku hingga H-4 Natal 2020 arus mudik dari Medan menuju kabupaten/kota di Sumut masih lesu.
Dia mengatakan, jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19, pihaknya mengoperasikan setidaknya 25 unit bus perhari.
Namun, saat Nataru tahun 2020 ini, pihaknya hanya mengoperasikan 18 unit bus setiap harinya.
"Sangat terasa menurun, hampir 40 persen. Walaupun ada peningkatan jumlah penumpang sebesar 5 persen dari hari biasa," kata Maratua.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Kayu Besar Hancurkan Asrama, Dukungan Kementerian PU Pulihkan Senyum di Darul Mukhlisin
-
Bertaruh Rindu di Tengah Lumpur, Perjuangan Petugas yang Tak Pulang Demi Akses Warga Aceh Tamiang
-
Telkomsel dan Kementerian Komdigi Perkuat Bantuan Kemanusiaan untuk Masyarakat Aceh
-
Kementerian PU Kerja Siang-Malam Bersihkan Jalan dan Akses Warga di Aceh Tamiang Pascabencana
-
Jalan Nasional di Aceh Tamiang Akhirnya Berfungsi Lagi, Kementerian PU Optimis Kondisi Segera Pulih