SuaraSumut.id - Sebanyak 150 personel dikerahkan TNI AU untuk membantu mencari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak, Sabtu (9/1).
"Selain mengerahkan empat pesawat, TNI AU juga mengerahkan 150 personel," kata Asops Kasau Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi di Lanud Halim Perdanakusuma, Minggu (10/1/2021).
Personel itu merupakan gabungan di pangkalan udara, Komando Operasi TNI AU (Koopsau) I dan personel Paskhas.
"Jumlahnya akan terus berkembang melihat perkembangan di lokasi," ujar Henri.
Pengerahan personel dan pesawat TNI AU ini sesuai arahan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Kami membantu Basarnas dalam proses pencarian jatuhnya pesawat Sriwijaya. Posko Lanud di Halim digunakan supaya proses pencarian melalui udara lebih terkoordinasi dan menjamim keamanan dan keselamatan kita semua," ujarnya.
Empat pesawat yang dikerahkan untuk membantu proses pencarian pesawat Sriwijaya, yakni Helikoter Super Puma NAS-332 dari Skadron Udara 6 dan EC-725 Caracal Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor serta personel SAR dari Korpaskhas.
TNI AU juga menyiapkan pesawat fix wing Boeing 737 Intai Maritim Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanudin Makassar dan CN-295 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta.
Henri menjelaskan terkait kemampuan pesawat yang dikerahkan. Fix wing Boeing 737 Intai Maritim memiliki kemampuan untuk memantau benda yang ada di permukaaan, CN-295 digunakan untuk mencari areal yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya.
"Caracal dan Boeing memiliki kamera infrared yang bisa mendeteksi benda yang berada di atas permukaan laut yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Kalau super puma dan pesawat CN ini by visual," ujarnya.
Pesawat-pesawat itu dalam kurun waktu 1x24 jam siap diterbangkan. Sekarang tinggal masalah koordinasi siapa yang akan memberangkatkan di sana, karena perlu adanya sinkronisasi dan kerja sama yang baik, kata lulusan AAU 1988 ini.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Antisipasi Lonjakan Trafik Lebih dari 27 Persen, Ini Strategi Indosat Sumatra
-
Pertamina Gelar Operasi Pasar Lebih dari 20 Ribu Tabung LPG 3 Kg di Aceh
-
Masyarakat Lingkar Tambang-Pemangku Adat Desak Kepastian Izin DPM
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal
-
Festival Semarak Pergantian Tahun 2025 di Medan Dibatalkan