Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Jum'at, 30 April 2021 | 19:42 WIB
Chairman Rans Cilegon FC, Raffi Ahmad.

SuaraSumut.id - Dunia sepak bola Indonesia sedang hangat untuk diperbincangnkan. Pasalnya, beberapa klub-klub di tanah air menjadi dikaitkan dengan beberapa nama selebriti.

Hal ini bermula ketika Raffi Ahmad dan Putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep berkecimpung di dunia sepak bola dengan membeli saham klub.

Raffi Ahmad membeli saham Cilegon FC. Ia turut menggandeng Rudy Salim. Mereka mengkolaborasi Rans Entertainment bersama Prestige Motorcars dan Cilegon United yang bertranformasi menjadi Rans Cilegon FC.

Menyusul ada nama Atta Halilintar dan Rizky Billar yang digadang-gadang akan mengikuti jejak Raffi Ahmad.

Baca Juga: Dulu Nelayan Lamongan Ikut Tolong Korban Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Atta Halilintar tengah menjalin komunikasi dengan Sriwijaya FC. Sedangkan Rizky Billar menyatakan berhasrat beli saham PSMS Medan.

Pemerhati sepak bola Kota Medan Bobi Septian melihat apa yang dilakukan Raffi dan Kaesang sudah sudah tepat. Tentunya mereka punya penilaian tersendiri dalam memilih tim sebelum memutuskan.

"Ini sudah benar, ketika tim sudah mengelola infrastruktur bisnis klub sepak bola modern dengan baik maka akan mendatangkan investor. Jadi ini bukan sekedar tren saja. Ini juga sudah berlangsung beberapa tahun lalu," kata Bobby, kepada SuaraSumut.id, Jumat (30/4/2021).

Ia menjelaskan, kondisi serupa saat pengusaha-pengusaha berkantong tebal seperti Sihar Sitorus, Nabil Husein Said Amin, dan lainnya.

Terkait dengan hasrat Rizky Billar yang ingin membeli saham PSMS Medan, itu merupakan hal yang bagus.

Baca Juga: Heboh Pria Dituduh Culik Anak, Ternyata Pelakunya...

"Kalau Rizky Billar mau beli saham PSMS Medan, perlu perubahan total di manajemen PSMS Medan. Karena sistem yang diterapkan masih cara lama," ujarnya.

Seharusnya, katanya Bobi, sebagai klub sepak bola profesional PSMS sudah memiliki infrastruktur bisnis klub yang baik.

Contohnya, bagaimana agar menarik investor, mengelola penjualan merchandise yang bisa jadi pemasukan bagi tim.

"Tim harus siap melakukan perubahan, nama besar klub saja tidak jadi acuan," tandasnya.

Sementara itu, Pengamat Sosial Sumut, Arifin Saleh Siregar memandang, banyak selebritis atau orang berduit yang masuk ke dunia sepak bola hal yang patut dimaklumi.

"Jadi semua memang di situ, karena sepak bola ini memang luar biasa. Semua aspek kehidupan bisa menempel ke situ. Dia bukan hanya sebatas olahraga, bisa untuk entertain juga, bisa masuk ke bisnis juga dan juga bisa digunakan sebagai alat politik," paparnya.

"Jadi kalau hari ini banyak selebriti dan pemilik uang banyak masuk ke dunia sepak bola ya dimaklumin. Karena dia memenuhi semua unsur yang diinginkan oleh manusia," timpalnya lagi.

Namun, perlu juga dibuat sebuah aturan. Supaya orang yang mau masuk ke dunia sepak bola ini tidak coba-coba yang ujungnya bisa merusak.

Kontributor: Budi Warsito

Load More