SuaraSumut.id - Komisi II DPRD Medan memanggil Ratu Talisha alias Ratu Entok dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Pemanggilan itu soal kisruh video Ratu Entok yang viral di media sosial, Senin (3/5/2021).
"Kita ingin ada perselisihan, kemudian datang ke DPR, kalau bisa dengan musyawarah. Kita Tabayyun, siapa yang salah merenungkan kesalahannya dan tidak akan mengulangi di kemudian hari," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Medan, Sudari, usai rapat dengar pendapat (RDP).
Sudari meyakini apa yang disampaikan Ratu Entok merupakan motivasi yang bagus jika dapat ditangkap sebagai otokritik. Ia juga mengingatkan agar dalam setiap menyampaikan kritik tidak menyinggung perasaan yang berprofesi.
"Kadang memang kita prihatin dengan kondisi perawat yang kadang gajinya selalu tidak diperhatikan. Padahal sekolahnya mahal, tapi penghasilannya sering tidak di perhatikan. Dengan kejadian ini bisa menjadi pelajaran lah untuk membuka hati kita memperhatikan mereka (perawat)," ujarnya.
Menurut Sudari, DPRD Medan mendorong persoalan itu diselesaikan melalui perdamaian.
"Kalau yang sudah terlanjur dilaporkan kalau bisa dicabut, sehingga bisa diselesaikan dengan kekeluargaan," pintanya.
Klarifikasi Ratu Entok
Sementara itu, Ratu Entok mengaku, pernyataannya dalam video itu sebagai kritik dan suara hati terhadap oknum perawat yang tidak melayani pasien PBJS dengan baik.
"Kalau menurut seorang profesor bilang hanya tutur bahasa saya saja yang kurang pas. Tapi lepas dari itu semua yang saya bilang itu adalah dari hati, uneg-uneg, tidak ada motif tertentu apalagi ujaran kebencian," kata Ratu Entok.
Baca Juga: 5 Cara Pasangan yang Cuek Tunjukkan kalau Dia Perhatian, Rela Berubah!
Ia mengaku, kritik yang disampaikan bukan tanpa alasan. Menurutnya, perlakukan tidak baik perawat terhadap pasien BPJS juga pernah ia alami. Sehingga sangat merasakan perasaan para pasien yang mengalaminya.
Ratu Entok membantah jika video itu ditujukan kepada profesi perawat, melainkan kepada oknum yang memperlakukan pasien secara tidak baik.
"Kalau ada bahasa kiasan yang menyinggung, itu adalah ekspresi terhadap perlakuan oknum perawat. Saya kan rakyat jelata, ngomongnya kan gak sebagus profesor. Dan tidak semua perawat yang merawat pasien BPJS dan gak mungkin semua perawat jahat, itu hanya oknum," ungkapnya.
Dia menduga ada pihak-pihak yang tidak menginginkan perdamaian dengan PPNI.
"Lihat saja hari ini, sudah mau mendapat titik temu perdamaian, ada saja orang yang melaporkan saya ke polisi," pungkasnya.
Kontributor : Muhlis
Berita Terkait
-
Viral Sopir Nangis Curhat Larangan Masuk Antar Provinsi, Netizen Ngamuk
-
Ratu Entok Dipolisikan Usai Viral Lecehkan Profesi Perawat
-
Komentar Miring Terkait Perawat, Kadiskominfo Natuna Dituntut Minta Maaf
-
Ibu Hamil Tua Stres, Perawat Pasang Kateter ke Pasien Pria Diajak Nikah
-
Viral Perawat Ngelus Dada, Pasang Kateter ke Pasien Pria Malah Diajak Nikah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Gerindra Sumut-Yayasan Hati Emas Indonesia Kirim 10 Ton Bantuan Sembako ke Tapteng
-
Kades di Taput Tersangka Korupsi Dana Desa Ditahan
-
5 Sepatu Lari Wanita Paling Nyaman dan Modis, Cocok untuk Millennial
-
3 Sepatu Lari Lokal Berteknologi Tinggi dengan Harga Terjangkau
-
3 Sepatu Lari Eiger Adventure untuk Segala Medan