SuaraSumut.id - Erupsi Gunung Sinabung kembali terjadi pada Sabtu (8/5/2021) sore sekira pukul 16.56 WIB. Gunung yang berada di Kabupaten Karo Sumatera Utara (Sumut) kembali mengeluarkan abu vulkanik kurang lebih 2.800 meter ke udara lepas pada Sabtu (8/5/2021) pukul 16.56 WIB.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Sinabung Armen Putra mengatakan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 115 mm dan durasi ± 4 menit 14 detik,” sebutnya dalam keterangan tertulis yang dilansir Digtara.com-jaringan Suara.com.
Kekinian Gunung Sinabung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.
Jika terjadi hujan abu, kata Armen, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik.
“Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh,” ucapnya.
Dia mengimbau masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
Sebelumnya, Gunung Sinabung pada Sabtu (8/5/2021) pada pukul 12.00 WIB kembali mengalami erupsi. Selain itu, terpantau luncuran awan panas dengan jarak 1.500 meter mengarah ke timur dan tenggara.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo mengamati juga ketinggian letusan yang mencapai 1.000 meter.
"Selain itu teramati letusan dengan ketinggian 1.000 meter dan warna asap kelabu," kata Plt Kepala BPBD Kabupaten Karo Natanail Perangin-angin ketika dihubungi Antara dari Medan pada Sabtu (8/5/2021).
Baca Juga: Sore Tadi, Gunung Sinabung Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 3 Km
Selain itu, dia menjelaskan, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 200 sampai 400 meter di atas puncak kawah di ketinggian 2.460 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Menutu Natanail, saat erupsi, kondisi cuaca cerah dan berawan. Sedangkan embusan angin bertiup lemah ke arah barat dan barat laut dan suhu udara 18 hingga 26 derajat Celcius.
"Jumlah guguran 33 kali, dengan amplitudo maksimum 2-120 mm dan durasi 30-134 detik," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Bertaruh Rindu di Tengah Lumpur, Perjuangan Petugas yang Tak Pulang Demi Akses Warga Aceh Tamiang
-
Telkomsel dan Kementerian Komdigi Perkuat Bantuan Kemanusiaan untuk Masyarakat Aceh
-
Kementerian PU Kerja Siang-Malam Bersihkan Jalan dan Akses Warga di Aceh Tamiang Pascabencana
-
Jalan Nasional di Aceh Tamiang Akhirnya Berfungsi Lagi, Kementerian PU Optimis Kondisi Segera Pulih
-
Kementerian PU Buka Kembali Jembatan Krueng Tamiang, Mobilitas Warga Mulai Pulih