Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 18 Mei 2021 | 10:55 WIB
Pasutri Hidup di Gubuk Reyot dengan 3 Anaknya di Padangsidimpuan. [digtara.com]

SuaraSumut.id - Pemerintah  menggelontorkan dana desa yang nilainya sangat fantastis. Namun, masih banyak masyarakat yang hidupnya di bawah garis kemiskinan. Seperti yang dialami keluarga pasangan suami istri (pasutri) Pandu Sitompul (39) dan Mariani (38).

Mereka tinggal di rumah reyot bersama tiga anak di Desa Purbatua, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan. Sumatera Utara. Rumah itu tidak ada listrik, tempat mandi, cuci kakus (MCK). Tak hanya itu, lantai rumah itu beralaskan tanah dan dinding papan yang mulai lapuk karena termakan usia.

Di bagian dalam hanya terdapat satu ruangan. Disitulah ruang kamar tidur, ruang tamu sekaligus dapur. Mariani (38) yang ditemui menyambut dengan wajah senyum dan mempersilahkan duduk ditikar seadanya dan membuka pembicaraan.

"Duduk bang, gak apa-apakan di bawah, beginilah rumah kami, syukuri ajalah meski kayak gini,” kata Mariani, kepada digtara.com--jaringan suara.com, Senin (17/5/2021) sore.

Baca Juga: Jokowi Berharap Vaksinasi Bisa Mencakup 70 Juta Warga pada September

Tanpa kamar mandi, mereka masih bisa memanfaatkan saluran air pet dekat rumahnya. Bila ingin buang air mereka punya sarana seadanya berupa area yang ditutup terpal dengan wadah penampung hujan.

"Maklumlah kamar mandi belum mampu kami bangun. Ya begitulah dulu bang," ujarnya.

Mereka menggunakan lampu teplok (lampu berbahan bakar minyak tanah,red) karena tidak punya uang cukup untuk membiayai pemasangan PLN.

Saat malam dan kondisi hujan sangat mencemaskan karena atap rumahnya sudah banyak yang bocor.

"Kemarin waktu saya baru melahirkan anak ketiga bersalin nya disini, kalau hujan pas melahirkan, ngak tau lagi aku bang," katanya.

Baca Juga: Bikin Bingung, Celana Jeans Ini Ciptakan Efek Kaki Seperti Dipotong-potong

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, suaminya mencari nafkah sebagai buruh bangunan. Dananya hanya cukup untuk beli beras. Sementara ia hanya menjaga anak-anaknya, apalagi pasca melahirkan.

Robiyah (65) tetangga Mariani membenarkan keluarga itu cukup kesulitan dan selalu dikunjungi para dermawan dan warga sekitar yang peduli nasib mereka.

Bantuan yang diberikan biasanya berupa sembako. Namun pemerintah sejauh ini belum turun tangan.

"Ia, kasihan. Sering orang ngasi bantuan seadanya. kalau bisa pemerintah bantulah masukkan listrik atau MCK. Jemput bolalah pemerintah ini," tukasnya.

Load More