Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 18 Mei 2021 | 11:43 WIB
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. [Ist]

SuaraSumut.id - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meminta rumah sakit khususnya di Kota Medan mengalokasikan 30 persen tempat tidurnya untuk merawat pasien Covid-19.

Hal ini dilakukan karena Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat pemanfaatan tempat tidur RS di Sumut telah mencapai angka 56 persen.

Edy mengaku, angka tersebut masih di atas BOR nasional yang sebesar 29 persen. Jika setiap RS di Medan mengalokasikan tempat tidurnya sebesar 30 persen, maka diyakini ketersediaan tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 di Sumut mencukupi.

"Ini terus menjadi perhatian kita, karena itu kita ingin RS khususnya di Medan mengalokasikan 30 persen tempat tidurnya untuk merawat pasien Covid-19. Ada sekitar 76 RS yang ada di Medan. Dengan begitu BOR kita akan mencukupi, di bawah nasional," kata Edy, Senin (17/5/2021).

Baca Juga: Sambil Menahan Tangis, UAS Ungkap Alasan Allah Tak Binasakan Israel

BOR menjadi perhatian khusus karena pada 3 hingga 16 Mei rata-rata kasus per hari Covid-19 di Sumut meningkat, yaitu diangka 79,3. Sedangkan pada 19 April hingga 2 Mei rata-rata kasus per hari di Sumut diangka 65,71.

"Saat ini kasus Covid-19 di Sumut itu meningkat. Kita sempat di angka 40 dan sekarang 80 per hari, peningkatannya cukup signifikan. Jadi, kita perlu mengambil langkah-langkah tertentu untuk menurunkan kembali kasus Covid-19 di Sumut dengan meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan," ujar Edy.

Presiden Joko Widodo meminta Sumut dan 14 provinsi lain yang tren kasus Covid-19 nya meningkat untuk waspada. Provinsi-provinsi itu diingatkan segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menurunkan kasus Covid-19 di daerahnya.

"Ada 15 provinsi yang trennya meningkat pekan terakhir, provinsi ini harus hati-hati, ambil langkah yang tepat untuk menurunkan kasus Covid-19 di daerahnya masing-masing. Kita tidak ingin perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia sampai sulit ditangani seperti India," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi meminta setiap daerah untuk bisa menyelaraskan antara ekonomi dan protokol kesehatan. Dengan begitu perekonomian di Indonesia tetap tumbuh karena pada Q1 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih diangka -0,74 persen. Namun, angka ini menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan Q4 (-2,19), Q3 (-3,49) dan Q2 (-5,32) tahun 2020.

Baca Juga: Vaksin Gotong Royong yang Tersedia di Indonesia Baru 420 Ribu Dosis

Load More