SuaraSumut.id - Satu unit mobil Daihatsu Xenia yang membawa rombongan keluarga tertabrak kereta api di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Insiden tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan empat orang lainnya mengalami luka-luka.
Peristiwa terjadi di perlintasan tanpa palang di Jalan Stasiun Hengelo-Stasiun Kisaran, Kecamatan Kisaran Timur, pada Minggu 6 April 2025 sore.
Kecelakaan maut ini mengakibatkan mobil Daihatsu Xenia warna Silver BK 1275 ABM tertabrak Kereta Api Sribilah Utama dengan keras sampai terpental dan menewaskan 1 orang penumpang.
Korban tewas diketahui bernama Surti Roslinda Aritonang (56). Sedangkan korban luka adalah Lirpen Lumban Raja (57) dan ketiga anaknya yakni Agustina Anggraeni Lumban Raja (27), Oktaviani Lumban Raja (26), serta Elishabet Lumban Raja (20).
Informasi yang dihimpun SuaraSumut.id, Senin (7/4/2025), kecelakaan maut ini bermula saat mobil
melaju dari arah Jalan Delima, kemudian belok kanan ke jalan setapak menuju Asrama Dalam.
Saat melintas di perlintasan rel tanpa palang tersebut, pengemudi mobil Lirpen Lumban Raja diduga tak mengetahui datangnya kereta api dari arah Medan menuju ke Rantau Prapat.
Mobil pun tertabrak kereta api dan terpental dengan kerasnya. Kecelakaan ini membuat Surti meninggal di lokasi kejadian.
Sementara suaminya Lirpen Lumban Raja serta ketiga anaknya mengalami luka-luka dan kini masih menjalani perawatan medis di rumah sakit. Warga sekitar yang kaget melihat kejadian ini lalu melaporkannya kepada pihak berwajib.
Pihak kepolisian yang mendapat informasi adanya kecelakaan maut ini kemudian turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan penyelidikan lebih lanjut.
Sementara, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara (Divre I Sumut) menyayangkan insiden tersebut.
Manager Humas KAI Divisi Regional I Sumatera Utara M. As’ad Habibuddin menyampaikan kondisi awak kereta api dan seluruh penumpang kereta api selamat.
"Namun terdapat keterlambatan perjalanan Kereta Api (U53) Sribilah Utama sebanyak 9 menit," katanya, Senin (7/4/2025).
As'ad mengingatkan bahwa seluruh pengguna jalan saat hendak melalui perlintasan sebidang wajib berhenti sejenak dan memastikan tidak ada kereta api yang akan lewat.
Pihaknya juga menekankan agar masyarakat tidak membuat perlintasan sebidang liar tanpa palang pintu. Sebab, hal ini sangat berbahaya dan berpotensi fatal, seperti yang terjadi saat ini.
Pemerintah sudah menuangkan berbagai aturan terkait posisi kereta api yang harus diutamakan oleh pengguna jalan saat melintas di perlintasan sebidang.
Berita Terkait
-
Pasca Banjir Bandang, Debit Sungai Nanggang di Palembayan Agam Naik Lagi
-
Hati Ivan Gunawan Tergerak, Salurkan Rp150 Juta untuk Korban Banjir Sumatera Lewat Mandjha Hijab
-
Krisis BBM Meluas di Tapanuli Akibat Bencana Banjir Sumatera
-
Pesta DJ Seksi di Riau saat Sumut Banjir Bandang, Netizen Geram: Di Mana Hati Nurani?
-
Geger Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Tembus Rp10 Miliar dalam 24 Jam
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
BSI Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumut
-
2 Sepatu Trail Running Cartenz untuk Performa Optimal di Medan Ekstrem
-
5 Sepatu Lari Cartenz untuk Performa Maksimal
-
Telkomsel Percepat Pemulihan Jaringan di Takengon untuk Dukung Penyaluran Bantuan
-
Angka Korban Hilang Turun Jadi 160 Jiwa, Tapanuli Tengah Masih Ground Zero Pencarian