Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 18 Mei 2021 | 21:41 WIB
Kapolres Tanjung Balai AKBP Putu Yudha Prawira menunjukkan barang bukti. [Ist]

SuaraSumut.id - Sejumlah pemuda terlibat pertikaian berdarah di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Peristiwa itu diduga dipicu suara gaduh musik.

Akibatnya, korban Dandi Irwanda (23) tewas bersimbah darah usai mengalami luka tikaman di bagian perut.

Sementara Hendra Limansyah alias Enda (26) juga mengalami luka berat karena sabetan senjata tajam. Pertikaian maut terjadi di Jalan Asahan Ujung, Kota Tanjung Balai, pada Kamis (13/5/2021).

Kapolres Tanjung Balai AKBP Putu Yudha Prawira mengatakan, insiden berawal saat seorang pemuda bernama Rahmat Hidayat alias Dayat bersama teman-temannya menaiki becak motor ingin melaksanakan takbiran.

Baca Juga: Tampilan Gaza di Google Maps Terlihat Buram, Terungkap Ini Alasannya

"Rahmat ingin melaksanakan takbiran, bersama teman-temannya pergi ke Vihara Tio Hai Bio. Sesampainya di sana, ia menghidupkan musik di becak yang dibawa dengan volume lumayan keras. Saat itu banyak orang yang sedang nongkrong di depan Vihara," kata Putu, Selasa (18/5/2021).

Cekcok mulut pun terjadi antara Rahmat dengan sejumlah pemuda yang nongkrong di depan Vihara. Situasi memanas hingga berujung Rahmat dikeroyok sejumlah pemuda.

Rahmat yang tidak terima lalu melakukan pembalasan dengan memanggil saudara dan teman-temannya.

Kapolres Tanjung Balai AKBP Putu Yudha Prawira menginterogasi pelaku. [Ist]

"Setelah mengetahui pelakunya (pengeroyokan) adalah Hendra, kemudian teman-teman Rahmat datang dan menikami Hendra Limansyah hingga mengalami luka berat," katanya.

Tak berhenti sampai di situ, kata Putu, teman-teman Rahmat lalu mencari pelaku pengeroyokan lainnya, dan bertemu korban Dandi. Ia dikeroyok dan ditikam pisau ke perut hingga meregang nyawa. Kedua korban yang terkapar dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Baca Juga: Soal Ibu dan Bayi Meninggal Usai Persalinan, Begini Penjelasan RS di Sumut

"Sesampainya di rumah sakit, korban Dandi meninggal dan Hendri di rujuk ke RS Bina Kasih Medan," katanya.

Petugas bergerak cepat dan menangkap pelaku pengeroyokan dan penganiayaan berat ini.

"Lima pelaku penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia sudah ditangkap, dua diburon," jelas Putu.

Kelima pelaku berinisial ARH alias Arif (33) berperan menusuk korban dengan pisau, NH alias Nanda (20), S alias Apil (20), AR alias Rais (31), dan AF (33). Kelimanya warga Kota Tanjung Balai.

Dari para pelaku disita barang bukti sebilah pisau sangkur dan 1 unit sepeda motor.

"Adapun pemicu terjadinya penganiayaan berat adalah karena ketersinggungan akibat suara musik yang terlalu keras," pungkasnya.

Kontributor : M. Aribowo

Load More