Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 31 Mei 2021 | 11:42 WIB
Ilustrasi rokok. (Shutterstock)

SuaraSumut.id - Perokok dinilai memiliki kemungkinan lebih tinggi menurunkan imunitas dan mudah terserang Covid-19 yang lebig parah dibanding orang yang tidak merokok.

"Merokok juga dapat mengurangi pergerakan bulu getar (cilia) pada saluran pernapasan, mudah infeksi kronis, sehingga kalau terjadi serangan Covid-19, gangguan jaringan saluran pernapasan menjadi lebih rentan dan lebih berat," kata Dosen USU, Dr Delyuzar, dilansir dari Antara, Senin (31/5/2021).

Delyuzar menyebut, merokok akan mengganggu pembuluh darah dan memudahkan penyempitan pembuluh darah yang mengganggu pada jantung (gangguan arteri koroner).

Pembuluh darah lainnya bisa menyebabkan serangan jantung (penyempitan jaringan otot jantung terganggu) yang disebut MCI myocardiac infark.

Baca Juga: Wilayahnya Di-lockdown, Warga Ciracas yang Positif Covid-19 Tersisa 5 Orang

"Penyempitan di pembuluh darah penis menyebabkan impotensi, penyempitan pembuluh darah pada otak kita sebut sebagai stroke (ada yang menyebabkan perdarahan, ada yang menyebabkan sumbatan darah dan menyebabkan INFARK pada otak," ungkapnya.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2030, dari 70 persen kematian yang disebabkan oleh rokok akan terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar 2010 menyebutkan prevalensi perokok saat ini sebesar 34,7 persen, artinya lebih dari sepertiga penduduk merupakan perokok.

Pengembangan Pedoman Kawasan Tanpa Rokok sangat tepat dan harus menjadi agenda pemerintah pusat dan daerah. Penerapan pedoman ini perlu didukung oleh berbagai pihak agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021 Batal Dibuka Hari Ini Senin 31 Mei

Load More