SuaraSumut.id - Penantian Marimin Bin Suwandi (73) dan istri Ida Herawati (68) untuk berangkat ke tanah suci mekah (Baitullah) harus tertunda untuk kedua kalinya.
Pasalnya, pemerintah melalui Kementerian Agama RI telah mengumumkan penundaan pemberangkatan calon jemaah haji.
Hal tersebut menyusul pembatasan masuk yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terhadap beberapa negara ke wilayahnya. Hal itu dipengaruhi oleh masih tingginya angka penularan Covid-19 di negara-negara dunia.
Kebijakan itu menyisakan kesedihan bagi para jemaah haji Indonesia yang telah menanti sekian lama untuk memenuhi panggilan Ilahi sebagai tamu Allah di Baitullah. Tak terkecuali bagi Marimin dan Ida Herawati.
Baca Juga: Susul Brylian Aldama ke Kroasia, David Maulana Gabung HNK Rijeka
Ditemui di rumahnya di Komplek Benhil II, Bandar Khalipah, Desa Bandar Khalifah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, mereka mengaku kecewa setelah mendengar kabar keberangkatan calon jemaah haji Indonesia kembali ditunda.
"Kami dapat kabar dari televisi. Kalau haji gak jadi berangkat, dibatalkan," kata nek Ida, Jumat (4/6/2021).
Ia mengaku, masuk dalam daftar tunggu dan tercatat sebagai calon jemaah haji pada awal tahun 2012 lalu. Setelah menanti selama delapan tahun, pada tahun 2020 keduanya dijadwalkan berangkat ke tanah suci.
Kesempatan untuk menunaikan rukun Islam kelima itu seiring dengan mulai merebaknya pandemi Covid-19 di tanah air. Alhasil kesempatan itu urung terlaksana.
"Masuk daftar tunggu itu Januari 2012. Direncanakan tahun 2020 berangkat. Tapi tiba-tiba dibatalkan, karena ada Covid-19," ungkapnya.
Baca Juga: Profil Timnas Skotlandia di Euro 2020: Optimis Melaju ke Babak Selanjutnya
Keduanya pun harus mengelus dada. Meski kecewa, Marimin dan Ida Herawati menguatkan tekad dan berharap dapat diberangkatkan pada 2021.
"Udah sembilan tahun kami menunggu," katanya.
Kondisi fisik yang mulai menua menjadi faktor yang dikhawatirkan oleh keduanya. Dengan kondisi fisik yang sehat, dia berharap saat di tanah suci nanti dapat menunaikan semua rukun haji.
"Sedih kali lah, tadi yang saya bilang, kami sudah tua tidak, apakah umur kami panjang atau tidak. Itu lah yang buat sedih," bebernya.
Mempersiapkan diri berangkat ke Tanah Suci
Sebelum mendapat informasi pembatalan keberangkatan jemaah haji, nek Ida dan suami telah menyiapkan diri untuk berangkat ke tanah suci. Salah satunya telah menjalani proses vaksinasi Covid-19 selama dua kali. Keduanya juga sudah menerima penyuntikan vaksin Meningitis.
"Udah (vaksin) Covid-19, bulan lalu. Disuntik di Puskesmas untuk persiapan haji. Suntik vaksin Meningitis pun sudah kami," ucapnya.
Beberapa perlengkapan untuk menunaikan ibadah haji juga sudah mereka terima. Seperti kartu identitas, bakal kain kemeja batik dan peralatan lain telah diterima.
Nenek Ida dan kakek Marimin tetap menyatakan akan menunggu sampai diberangkatkan dan tidak akan menarik kembali uang yang telah dibayarkan.
"Enggak, kami menunggu ajalah sampai diberangkatkan. Nanti kalau diambil (uang) pas mau umrah dibatasi juga umur," kata dia.
Mereka berharap ada keajaiban pada tahun ini untuk segera diberangkatkan ke tanah suci menunaikan ibadah haji. Dia mengharapkan adanya perubahan kebijakan dan situasi pandemi, sehingga dapat segera diberangkatkan.
"Sangat berharap bisa diberangkatkan (ke tanah suci). Harusnya berangkat tahun ini, ya kan," ungkapnya.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Syahrul Wirda mengatakan, kebijakan pemerintah membatalkan keberangkatan jemaah haji tahun ini disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah kondisi Covid-19.
Selain itu, Pemerintah Arab Saudi belum menyampaikan dan menetapkan negara yang bisa melaksanakan ibadah haji.
"Kalau dari pemerintah, ada tiga kemampuan yang harus dimiliki dalam pelaksanaan haji ini, Istitha'ah namanya. Pertama Istitha'ah di bidang finansial, kemudian Istitha'ah keamanan, dan Istitha'ah dalam segi kesehatan," kata Syarul.
Secara finansial jemaah haji sudah mengeluarkan uang, namun hal itu belum cukup karena harus mempertimbangkan terkait keamanan jemaah haji saat berada di tanah suci.
"Kan tidak aman juga jemaah kita di sana (Mekah) saat kondisi pandemi ini, itu pertimbangan pemerintah. Dan yang ketiga adalah soal kesehatan. Tentu memelihara diri ini lebih diutamakan dari pada ibadah haji. Jadi ibadah haji itu tidak wajib kalau keamanan, kesehatan terancam. Sehingga pemerintah mengambil langkah bijak untuk menunda sampai Arab Saudi menyampaikan pemberitahuan lebih lanjut," ungkapnya.
Syahrul mengatakan, jumlah jemaah haji dari Sumatera Utara berkisar antara 7.000 sampai 8.000 jemaah. Jumlah tersebut juga sama dengan pada tahun 2020.
"Karena tahun ini pemberangkatan jemaah haji kembali ditunda, maka terjadi penambahan jumlah jemaah dari Sumut.Tapi nanti kalau misalnya normal kembali, yang akan diberangkatkan jemaah yang tertunda tahun 2020 kemarin," pungkasnya.
Kontributor : Muhlis
Berita Terkait
-
Penasehat Hukum Edy Rahmayadi Sebut Korupsi Itu Biasa, Nama Jokowi-SBY Ikut Dibawa-bawa
-
Bobby Nasution Ungkap Edy Pernah Minta Tolong Dijumpakan dengan Menteri
-
Duduk Perkara Gadis Remaja di Padangsidimpuan Jadi Tersangka Gegara Video Asusila
-
Viral Ayah di Padangsidimpuan Minta Bantuan Prabowo, Anaknya Jadi Tersangka Gegara Terima Video Asusila
-
Detik-Detik Menegangkan! Mobil Bobby Nasution Dilempari Batu Usai Debat Pilgub Sumut
Tag
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Kabur ke Taput, Pembunuh Wanita Pemilik Kos di Medan Akhirnya Diringkus
-
Program PSR Jadi Andalan Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi Sawit
-
Penikaman di Sekolah di China, 8 Tewas dan 17 Luka-luka
-
Kedipkan Mata ke Istri Orang, Pria di Aceh Tewas Dibacok-Digorok
-
Antisipasi Tingginya Hujan, KAI Sumut Siapkan AMUS