SuaraSumut.id - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyebut, saat ini Sumut naik tingkat ke posisi nomor dua dari sebelumnya posisi tiga provinsi terkorup di Indonesia.
"Saat ini Sumatera Utara yang kemarin ranking tiga terkorup, sekarang naik meningkat menjadi ranking kedua terkorup," kata Edy dalam sambutannya saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Nias, Kamis (10/6/2021).
Edy mengingatkan kepala daerah yang dilantik bahwa dalam bekerja akan diawasi oleh beberapa instansi seperti Polisi dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sumut.
"Tolong diperhatikan kenaikan ini (ranking terkorup), saya betul-betul saya sampaikan ini," ujarnya.
Baca Juga: 10 Bulan Berlalu, 32 Respirator yang Disumbang Lionel Messi Masih Tertahan di Bea Cukai
Edy mengingatkan kepala daerah di Sumut yang terpilih hasil Pilkada serentak 2020 tidak menjadikan besarnya biaya politik sebagai alasan untuk melakukan korupsi.
"Ongkos politik memang besar, tapi itu bukan jadi alasan untuk mengambil uang rakyat. Tadi sudah saya sampaikan jangan memperkaya diri, jangan memperkaya orang lain, dan jangan mengambil uang negara," kata Edy Rahmayadi.
Edy beralasan banyak kepala daerah yang sudah menjabat lupa dan akhirnya melakukan tindakan yang mengarah pada tindak pidana korupsi.
"Tadi sudah saya bilang sama bupati dan wakil bupati untuk tidak korupsi," ujarnya.
Edy mengakui dalam perhelatan pesta demokrasi membutuhkan biaya besar sebagai ongkos politik. Namun menurutnya, tidak ada alasan yang membenarkan mencari keuntungan guna mengembalikan ongkos politik dengan cara menyelewengkan uang rakyat.
Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Berpeluang Nyapres, JK: Pendukungnya Tidak Banyak
"Tidak ada alasan apa pun (mengembalikan ongkos politik), sama saya juga cost politik ada, tetapi harus saya lakukan (tidak korupsi), karena itu uang rakyat," ujarnya.
Sambil sedikit bercanda Edy mengatakan, masih adanya kepala daerah yang melakukan korupsi karena tidak diingatkan oleh wartawan. Di bahkan menyebut akan lupa jika tidak diingatkan oleh insan pers.
"Kenapa kepala daerah itu korupsi karena wartawan tidak mengingatkan bupati dan wakil bupati. Saya pun kalau gak diingatkan wartawan, bisa lupa," tukasnya.
Kontributor : Muhlis
Berita Terkait
-
KPK Menang Praperadilan, Cabup Situbondo Karna Suswandi Tetap Tersangka Korupsi Dana PEN
-
Jadi Tersangka Korupsi, Rohidin Mersyah Tetap Bisa Maju di Pilkada Bengkulu 2024?
-
Amplop 'Serangan Fajar' Rohidin Mersyah Sebagian Sudah Didistribusikan, KPK: Mulai Rp 20 RIbu
-
Dikuliti YLBHI, Dugaan Korupsi Pramono Anung dan Rano Karno Dibuka Satu Hari Jelang Pencoblosan
-
Kupas Film Bagheera: Perjuangan Sang Penegak Keadilan Melawan Korupsi
Tag
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Momen Bobby Nasution Ziarah ke Makam Ayah Jelang Pencoblosan Pilgub Sumut 2024
-
Polisi Dilarang Bawa Senjata Api Saat Jaga TPS Pilkada Sumut 2024
-
Ibu di Medan Polisikan Anak Kandung karena Sering Diancam Parang, Pelaku Ditangkap
-
Tim Edy-Hasan Datangi Majelis Wali Amanat USU, Desak Periksa Rektor Muryanto Diduga Cawe-cawe
-
Manfaat Laptop AI Tipis ASUS Zenbook S 14 OLED