SuaraSumut.id - Anggota Satgas Covid-19, Dr. Inke Nadia Lubis mengatakan, hampir 2.000 anak terpapar Covid-19 di Sumatera Utara. Angka itu merupakan akumulasi selama 6 bulan terakhir. Saat ini kasus Covid-19 pada anak paling banyak di Kota Medan.
"Sesuai peningkatan jumlah kasus di kabupaten/kota, memang dari awal pandemi sampai sekarang itu tiga kabupaten/kota yang paling banyak, yaitu Kota Medan sama Deli Serdang. Tapi Kota Medan sampai 72 persen. Ketiga Simalungun, Pematang siantar dan Tebing Tinggi, digabung jadi satu. Sisanya (daerah lain) di bawah satu persen," katanya, Rabu (30/6/2021).
"Jumlah enam bulan terakhir hampir 2.000. Peningkatan signifikan itu dari April tinggi sekali, tiga kali lipat dari yang dilaporkan setiap minggunya," tambahnya, dilansir dari kabarmedan.com--jaringan suara.com.
Gejala pada pada anak-anak lebih ringan, bisa tak bergejala atau lebih ringan. Namun karena tidak bergejala justru berisiko menularkan. Sehingga skrining yang dilakukan pada orang dewasa, seperti pemeriksaan suhu, atau gejala yang jelas yakni batuk dan pilek, tidak ketemu pada anak.
"Kalau hanya berdasarkan pemeriksaan tanpa swab anak-anak dibiarkan sekolah, itu masih risiko menularkan, itu lah yang bahaya pada anak. Karena justru bisa terlewatkan daripada orang dewasa yang jelas ada gejalanya," katanya.
Meski pada anak dampaknya tidak terlau besar, jika dia menularkan pada guru atau kembali ke rumah, nanti bisa sebabkan resiko yang lebih tinggi.
Saat ini vaksinasi kepada anak sudah diperbolehkan. Namun yang paling penting adalah kedisiplinan dalam protokol kesehatan dapat mengurangi resiko penularan Covid-19. Vaksinasi pada anak sangat penting, bukan hanya untuk Covid-19 tapi juga pada penyakit-penyakit lainnya.
“Walaupun tidak ada Covid-19, sudah terjadi penurunan imunisasi untuk penyakit lain. Takutnya kalau pun tak divaksin Covid-19, nanti bisa kena penyakit lain. Kontrol penyakit yang paling baik saat ini kan vaksinasi," ujarnya.
Ia mengatakan, usia anak yang paling rentan terpapar Covid-19 adalah usia Sekolah Dasar (SD) sebanyak 35 persen.
"Itu tadi sebenarnya kalau buka sekolah, kita tu pertimbangkan juga dengan data yang ada, bahwa paling banyak kasus di SD dan kematian paling banyak di usia SD kalau kena Covid-19," tandasnya.
Baca Juga: Pemkab Bogor Buka Pendaftaran Relawan Covid-19, Berikut Caranya
Berita Terkait
-
Pemkab Bogor Buka Pendaftaran Relawan Covid-19, Berikut Caranya
-
Selamat Tinggal Selamanya, Artis Zaskia Sungkar Berduka Karyawannya Meninggal COVID-19
-
Indonesia Darurat Covid-19, Harusnya Jokowi yang Pimpin Langsung, Bukan Luhut
-
Tips Olahraga Bersama Keluarga saat Pandemi Covid-19 ala Marcell Siahaan
-
4 Cara Lindungi Anak dari Covid-19, Orang Tua Wajib Tau
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal
-
Festival Semarak Pergantian Tahun 2025 di Medan Dibatalkan
-
Operasi Lilin Toba 2025 di Sumut Dimulai 20 Desember
-
Hunian Sementara untuk Korban Banjir di Aceh Mulai Dibangun
-
Para Petinggi Bank Mandiri Salurkan Bantuan bagi Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera