
SuaraSumut.id - Pemprov Sumatera Utara (Sumut) menunda pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Penundaan dilakukan karena pandemi Covid-19 belum berakhir.
Bendahara Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumut, Ahmad Muhajir menilai, dengan adanya penundaan pembelajaran tatap muka (PTM), maka tenaga pendidik seperti guru maupun dosen wajib meningkatkan kualitas pengajaran kepada peserta didik.
Muhajir menilai, kualitas pengajaran berbasis daring selama ini tidak pernah efektif. Hal ini dikarenakan antara pendidik dan peserta didik tidak pernah sejalan.
"Masih ada pendidik yang hanya memberikan tugas-tugas tanpa menjelaskan materi kepada peserta didik. Seharusnya mereka (guru dan dosen) tetap menjadi pelecut dan pembina yang memiliki kemampuan luar biasa untuk melakukan pembelajaran jarak jauh ini," kata Muhajir, Jumat (2/7/2021).
Baca Juga: Kasus Covid-19 Jawa Barat Peringkat Dua Indonesia, Ini Strategi Pemerintah
Ia mengaku, selama ini antara pendidik dan peserta didik dapat dilihat kesenjangannya. Malah ada peserta didik yang tidak kenal kepada pendidiknya dikarenakan pembelajaran daring ini.
Ia berharap, pendidik juga memiliki kemampuan menyelenggarakan pendidikan yang membantu peserta didik berkembang secara akademis, fisik dan psikis, dengan menyeimbangkan antara "old" knowledge dengan mekanisme digital.
"Pendidik harus tetap memprioritaskan fasilitasi terhadap pembelajaran. Pendidik kini harus senantiasa memberikan dukungan emosional bagi peserta didik, orang tua, dan juga keluarga," ujarnya.
Selain itu, tenga pendidik harus memiliki kemampuan berinovasi, memanfaatkan bermacam digital tools, dalam menyelenggarakan kelas online, penerapan kurikulum yang memperkuat model multidisiplin dan kolaboratif dalam belajar mengajar dan Kemampuan menata ulang akuntabilitas, menentukan metode dalam proses assesment.
"Dalam situasi seperti ini, pendidik adalah pendekar dan pahlawan dari pembangunan di Sumatera Utara," katanya.
Baca Juga: Rugi Banget! Kamu Akan Kehilangan 5 Manfaat Ini Jika Bangun Kesiangan
Jika pembelajaran jarak jauh terus dilaksanakan, kata Muhajir, maka ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi, seperti risiko putus sekolah dikarenakan anak "terpaksa" bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah pandemi Covid-19.
Banyak orangtua yang tidak bisa melihat peranan institusi pendidikan jika proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.
"Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio-ekonomi berbeda," katanya.
Selain itu, saat anak tidak lagi datang ke sekolah dinilai terdapat peningkatan risiko untuk pernikahan dini, eksploitasi anak terutama perempuan dan kehamilan remaja.
"Pendidik harus melek teknologi. Pendidikan jarak jauh bukan hanya memberikan tugas kepada peserta didik, namun mereka (guru dan dosen) juga wajib memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan media digital saat ini agar semua peserta didik paham atas materi pembelajaran," tukasnya.
Berita Terkait
-
5 Kuliner Tapanuli yang Bikin Nagih, Bisa jadi Pilihan Wisatawan saat Liburan
-
Bidan Jadi Sopir Ambulans: Kisah Heroik di Dairi Akibat Efisiensi Anggaran!
-
Golkar Bicara Kemungkinan Beri Sanksi ke Anggota DPRD Sumut yang Diduga Cekik Pramugari
-
Kapan Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Sumut Dibuka? Berikut Info Terbarunya
-
Bertemu Bobby Nasuition, Mensos Sebut Akan Ada 4 Sekolah Rakyat di Sumut
Tag
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
- Rekomendasi Mobil Suzuki Bekas Rp100 Jutaan: Ini Pilihan Terbaik dengan Spesifikasi dan Pajak Ringan
- Kapan Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jakarta 2025? Cek Jadwal dan Syaratnya
- Pemprov Kalbar Luncurkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Ini Syarat dan Ketentuannya
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Meroket Jadi Rp1.986.000/Gram Hari Ini
-
5 Pilihan Sunscreen untuk Kulit Berminyak, Aman Tak Menyumbat Pori-pori
-
Jadi Tersangka Pemalsuan Dokumen, Pengacara Ini Batal Ikut Gugat Ijazah Jokowi
-
Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Tunjuk Guru Besar UNS Jadi Mediator
-
Sri Mulyani Bocorkan 5 Kesepakatan RI-AS Untuk Batalkan Tarif Trump
Terkini
-
Peringatan Hari Bumi: Menjaga Ekosistem Kunci Mengatasi Krisis Iklim
-
Pelari Asal Sumut Raih Emas Kumandangkan Indonesia Raya di Singapura
-
Avanza Masuk Jurang di Pakpak Bharat Sumut, 3 Orang Hilang
-
Kejinya Adik Tusuk Abang Kandung hingga Tewas di Simalungun Gegara Warisan
-
Anggota KPU Nias Barat Digerebek Bersama Selingkuhan di Kos