Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 11 Juli 2021 | 15:44 WIB
Keindahan air terjun Sikulikap, Kabupaten Tanah Karo, Sumut [Suara.com/Muhlis]

SuaraSumut.id - Deretan pohon menghijau nan rimbun berada di lereng perbukitan Desa Doulu, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, selalu menghadirkan udara sejuk. 

Gemercik air berpadu suara angin yang menghantam dahan dan dedauan sertq kabut tipis di antara pepohonan, menjadikan hutan Sikulikap tempat yang tepat untuk sejenak melepas penat.

Berkunjung ke objek wisata Sikulikap artinya berwisata paket komplit. Mulai dari tracking, camping, panjat tebing, hingga sekedar menikmati suasana air terjun setinggi 30 meter untuk sekedar berswafoto bersama teman atau keluarga.

Saat akhir pekan tempat ini selalu ramai dikunjungi para wisatawan lokal. Ketika matahari mulai terbenam gugusan tenda-tenda mungil berjejer dibalik pepohonan. Selain udara yang sejuk dan segar, objek wisata Sikulikap mudah di akses. 

Baca Juga: Pasien Covid-19 di Depok Terlantar Sampai Meninggal, Menderita Down Syndrome

Jika datang dari Kota Medan ke arah Kabupaten Karo, jalur menuju Rimba Sikulikap berada persis di sebelah kiri setelah tugu selamat datang di Kabupaten Karo.

Untuk menikmati keindahan alam di sana, Anda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Cukup membayar Rp 60 ribu untuk mobil, Rp 20 ribu untuk sepeda motor, baik berkemah maupun sekedar menghabiskan waktu weekend bersama keluarga.

Seorang pengunjung bernama Khairuna Utami mengatakan, Sikulikap menjadi lokasi yang menjadi pilihan untuk berwisata saat libur tiba. Selain lokasi yang mudah di akses, keindahan alam menjadi alasan wanita 28 tahun ini untuk memilih tempat tersebut untuk berkemah.

"Suasana alamnya sangat segar sih, enggak jauh juga dari Medan. Jadi udah nyaman aja kalau camping di sini," katanya.

Kata Tami, objek wisata Sikulikap semakin nyaman untuk berwisata dibanding dengan 2 tahun yang lalu. Selain alamnya yang terjaga kebersihannya, pihak pengelola juga telah menambah beberapa sarana dan prasarana selain lokasi camping ground.

Baca Juga: Jokowi Ajak Masyarakat Saling Yakinkan Sesama untuk Aktivitas di Rumah Saja

Pengunjung yang ingin menikmati sejuknya udara dan hijaunya dedaunan, bisa duduk sambil menyeruput kopi atau minuman hangat lainnya di kafe yang tersedia di pintu Rimba Sikulikap.

"Kalau dulu kan cuma untuk camping dan menikmati air terjun, tapi sekarang udah banyak spot foto seperti rumah pohon dan kafe untuk duduk santai," ungkapnya.

Wisatawan yang hendak menikmati air terjun, sedikit berjalan kaki dengan jarak tempuh sekitar hanya 15 menit melintasi lereng bukit. 

Namun jangan khawatir, wisawatan akan melintasi jalan setapak yang telah dibeton dan dipagar untuk menjaga keselamatan. Kendati demikian, pengunjung tetap diminta berhati-hati saat jalan basah.

Sebelum sampai, deburan air langsung terdengar dari kejauhan. Semakin dekat desiran angin semakin kuat berhembus. Saat tiba di tepi air terjun, segarnya udara berpadu dengan hutan menghijau yang menyegarkan mata, sejenak melepaskan penat di kepala.

Ari terjun Sikulikap berada dalam kawasan hutan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan. Pengunjung dapat menikmatinya dari beberapa spot. Salah satunya dari atas rumah pohon yang dapat dijadikan tempat berswafoto.

Air terjun ini berhulu di Desa Raja Berneh. Sedangkan hilirnya akan mengalir di berbagai sungai yang ada di Pantai Timur Sumatera.

Pada dinding batuan cadas dengan kemiringan 90 derajat, tepat di samping air terjun disediakan arena panjat tebing. Namun untuk menikmati olahraga yang memacu adrenalin itu, diwajibkan membawa peralatan dengan keselamatan tinggi serta instruktur yang mumpuni. 

Beberapa organisasi yang menaungi para atlet panjat tebing sering menggelar latihan ditempat ini. 

"Untuk panjat tebing alam, karena ini olahraga harus dilengkapi dengan alat mengingat resiko yang tinggi, maka kita bermitra dengan federasi panjat tebing Indonesia, dalam hal ini federasi panjat tebing Kabupaten Karo," kata Kristian Ginting, salah satu pengelola objek wisata Sikulikap, Minggu (11/7/2021).

Dia menjelaskan, selama masa pandemi pihak pengelola memberlakukan aturan protokol kesehatan. Para pengunjung diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan saat masuk ke kawasan wisata itu.

Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengatakan, saat ini pihaknya membatasi pengunjung yang datang sebesar 50 persen dari jumlah biasanya. Hal itu sesuai dengan aturan pemerintah yang diberlakukan di lokasi wisata.

"Kita wajibkan memakai masker, kemudian kita sediakan tempat mencuci tangan di beberapa titik. Ini salah satu upaya kita untuk ikut memutus rantai penularan Covid-19," pungkasnya.

Kontributor : Muhlis

Load More