SuaraSumut.id - Pemkot Medan mencatat sekitar 2.000 ton sampah dihasilkan oleh masyarakat Kota Medan setiap harinya.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengatakan, saat ini pihaknya tidak hanya mengutip dan mengantarkan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, sampah yang dihasilkan masyarakat diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
"Jika sampah kita 2.000 ton perhari, maka dari itu pengelolaannya seperti tadi saya sampai mulai dari pengutipan dan pengolahan. Kita sama-sama ingat dan tahu Medan pernah jadi kota terjorok, itu salah satu, pengolahan TPA kita tidak standar, masih open dumping, itu gak boleh lagi. Makanya penilaian selalu jeblok, makanya diganti menjadi sanitary landfill," kata Bobby, melansir Antara, Rabu (15/9).
Bobby mengatakan, fokus pengelolaan sampah dengan metode sanitary landfill, kata Bobby, akan berada di TPA Regional di Talun Kenas, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang. Total ada 50 hektar lahan TPA Regional.
Baca Juga: Musim Pancaroba, Waspadai Dua Infeksi Jamur yang Rentan Terjadi Pada Bayi
"Wilayah Medan 15 hektar. TPA Terjun tersisa 4 hektar lagi, makanya harus cepat sanitary landfill di TPA regional. Meski TPA terjun masih open dumping tetap akan dipergunakan," bilangnya.
Bobby menjelaskan, pengolahan sampah menjadi pupuk bukan hanya di pasar tradisional. Di TPA Terjun dan TPA regional juga akan dilakukan pengelolaan sampah menjadi pupuk.
"Lupuk digunakan dan hasil uji lab sudah keluar alhamdulillah hasil bagus, ini hasil nya dipasarkan ke lahan-lahan kita, kecamatan yang memiliki urban farming. Ini didistrisbusikan secara free, ke kabupaten/kota juga kita kirim kan di Sumut agar bisa jadi percontohan," katanya.
Meski sampah dirubah dalam bentuk yang bernilai ekonomis, Bobby belum mau berfikir terlalu jauh tentang potensi pendapatan. Hanya saja yang dilakukannya adalah fokus pengelolaan sampah. Dari 2.000 ton sampah yang dihasilkan sejauh ini hanya 30 ton perjam sampah dapat diolah.
"Ini skalanya masih kecil ke depan kami inventasi untuk pengelolaannya biar bisa menjadi pupuk, mudah-mudahan bisa 30 ton dalam satu jam pengelolaannya," tukasnya.
Baca Juga: Fenomena Hujan Es Terjadi di Banjarnegara, Ini Penjelasan BMKG
Berita Terkait
-
Atasi Sampah Plastik di Laut, The Circulate Initiative & Yayasan Mahija Parahita Nusantara Hadirkan Program RSI
-
Spanduk 'Tangkap dan Penjarakan Pelaku Perusakan Benteng Putri Hijau' Muncul di Medan
-
Sebut Penarikan Retribusi Sampah Belum Waktunya Diterapkan, Suswono Pilih Cara Ini
-
Vanessa Nabila Kalah Saing, Clara Wirianda Punya Pendidikan Lebih Mentereng
-
Penasehat Hukum Edy Rahmayadi Bantah Tudingan Korupsi Benteng Putri Hijau
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
-
Garda Prabowo Dukung Andi Harun di Samarinda, Pilih Isran Noor di Pilgub Kaltim, Bukan Rudy Mas'ud
Terkini
-
Kesal Tak Diberi Uang Buat Naik Gunung Jadi Motif Pelaku Bunuh Wanita Pemilik Kos di Medan
-
Kepri Menarik Pendatang, Sumut Penyumbang Terbesar
-
Bobby Nasution Dicegat Warga saat Melintas di Simalungun, Ada Apa?
-
Kabur ke Taput, Pembunuh Wanita Pemilik Kos di Medan Akhirnya Diringkus
-
Program PSR Jadi Andalan Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi Sawit