Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 15 September 2021 | 15:25 WIB
Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu. [ANTARA]

SuaraSumut.id - Pemkot Medan mencatat sekitar 2.000 ton sampah dihasilkan oleh masyarakat Kota Medan setiap harinya.

Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengatakan, saat ini pihaknya tidak hanya mengutip dan mengantarkan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, sampah yang dihasilkan masyarakat diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

"Jika sampah kita 2.000 ton perhari, maka dari itu pengelolaannya seperti tadi saya sampai mulai dari pengutipan dan pengolahan. Kita sama-sama ingat dan tahu Medan pernah jadi kota terjorok, itu salah satu, pengolahan TPA kita tidak standar, masih open dumping, itu gak boleh lagi. Makanya penilaian selalu jeblok, makanya diganti menjadi sanitary landfill," kata Bobby, melansir Antara, Rabu (15/9).

Bobby mengatakan, fokus pengelolaan sampah dengan metode sanitary landfill, kata Bobby, akan berada di TPA Regional di Talun Kenas, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang. Total ada 50 hektar lahan TPA Regional.

Baca Juga: Musim Pancaroba, Waspadai Dua Infeksi Jamur yang Rentan Terjadi Pada Bayi

"Wilayah Medan 15 hektar. TPA Terjun tersisa 4 hektar lagi, makanya harus cepat sanitary landfill di TPA regional. Meski TPA terjun masih open dumping tetap akan dipergunakan," bilangnya.

Bobby menjelaskan, pengolahan sampah menjadi pupuk bukan hanya di pasar tradisional. Di TPA Terjun dan TPA regional juga akan dilakukan pengelolaan sampah menjadi pupuk.

"Lupuk digunakan dan hasil uji lab sudah keluar alhamdulillah hasil bagus, ini hasil nya dipasarkan ke lahan-lahan kita, kecamatan yang memiliki urban farming. Ini didistrisbusikan secara free, ke kabupaten/kota juga kita kirim kan di Sumut agar bisa jadi percontohan," katanya.

Meski sampah dirubah dalam bentuk yang bernilai ekonomis, Bobby belum mau berfikir terlalu jauh tentang potensi pendapatan. Hanya saja yang dilakukannya adalah fokus pengelolaan sampah. Dari 2.000 ton sampah yang dihasilkan sejauh ini hanya 30 ton perjam sampah dapat diolah.

"Ini skalanya masih kecil ke depan kami inventasi untuk pengelolaannya biar bisa menjadi pupuk, mudah-mudahan bisa 30 ton dalam satu jam pengelolaannya," tukasnya.

Baca Juga: Fenomena Hujan Es Terjadi di Banjarnegara, Ini Penjelasan BMKG

Load More