Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Sabtu, 30 Oktober 2021 | 16:05 WIB
Nasi Lemak Kamal Tanjung Balai, Sumatera Utara. [Suara.com/ Budi Warsito]

SuaraSumut.id - Anda patut mencoba kuliner yang satu ini saat saat berkunjung ke Tanjung Balai, Sumatera Utara. Adalah nasi lemak Kamal yang ledendaris.

Nasi lemak yang merupakan usaha kuliner keluarga secara turun menurun sejak tahun 1978 ini dapat ditemui di dua lokasi.

Nasi lemak Kamal yang berada di Jalan Julius Usman. Sedangkan nasi lemak adik Kamla berada di Jalan Teuku Umar.

"Kamal itu abang saya, anak uwak. Ini usaha keluarga," ujar Fendi yang mengelola nasi lemak adik Kamal, Sabtu (30/10/2021).

Baca Juga: Tokoh Muda Berpotensial Maju di Pilpres 2024 Karena Pemilih Dominan Milenial Dan Gen Z

Nasi lemak yang dijual tergolong unik. Dibungkus dengan daun pisang dengan ukuran mini. Ada tiga jenis lauk yang sudah di satukan dengan nasinya.

Suarasumut.id yang mencoba memilih nasi dengan lauk udang, ikan teri atau ikan. Rasanya nikmat dan cukup menggoyang lidah.

Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Pasalnya, satu bungkus nasi lemak ini harganya Rp 3 ribu. Meski berukuran mini, nasi lemak ini dapat mengganjal perut yang lapar.

Penikmat nasi lemak tidak hanya warga Kota Tanjung Balai, namun juga datang dari beberapa daerah, seperti Tebing Tinggi, Kabupaten Batubara, Asahan, Labuhanbatu, Rantaupraoat, Kota Medan. Bahkan warga negara tetangga Malaysia.

"Banyak juga orang pesan untuk dibawa sebagai oleh-oleh untuk keluarganya," katanya.

Baca Juga: 4 Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Pantas Perkuat Timnas Senior di Piala AFF

Fendi membuat 200 bungkus untuk dijual dalam sehari. Bahkan, beberapa jam warung dibuka, nasi lemaknya langsung habis.

"Saya buka mulai pukul 14.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Tapi kadang pukul 20.00 WIB sudah tutup, sudah habis nasinya," kata Fendi.

Salah seorang warga Asahan, Susi mengaku, nasi lemak ini selalu jadi incarannya dan keluarga saat datang ke Tanjung Balai.

"Kalau ke Tanjung Balai sama keluarga pasti beli nasi lemak. Kadang makan di tempat, kadang bawa pulang. Rasanya gurih," tukasnya.

Kontributor : Budi warsito

Load More