Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Kamis, 09 Juni 2022 | 16:41 WIB
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. [Tim Media Prabowo Subianto]

SuaraSumut.id - Lembaga survei New Indonesia Research & Consulting merilis hasil survei pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) yang disimulasikan untuk Pemilu 2024 dengan elektabilitas tertinggi. Hasilnya duet Prabowo Subianto-Puan Maharani meraih elektabilitas tertinggi.

"Pasangan Prabowo-Puan unggul dalam simulasi capres-cawapres, soliditas PDIP menjadi faktor kunci," kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono, melansir Antara, Kamis (9/6/2022).

Ia mengatakan, partai-partai politik mulai menggulirkan usulan nama-nama yang bakal diusung sebagai capres-cawapres pada Pemilu 2024.

Ketua DPR RI Puan Maharani [SuaraSulsel.id/Antara]

Dukungan parpol dan koalisi sangat menentukan apakah nama-nama tersebut berhasil mendapat tiket. Pihaknya melakukan simulasi terhadap pasangan capres-cawapres. Salah satu hal yang menarik, Puan tampak menjadi figur kunci dalam berbagai simulasi.

Baca Juga: 6 Pesona Kim Go Eun di Yumi's Cells 2, Bakal Bikin Meleleh Penggemar Drakor

Dukungan dari internal PDIP relatif lebih solid. Hal itu membuat Puan memiliki posisi tawar cukup tinggi dalam menggalang koalisi.

Terdapat empat macam simulasi dengan mempertimbangkan tingginya elektabilitas tokoh, peluang diusung menjadi capres ataupun cawapres, dan peta koalisi partai-partai yang berhak mengusung calon.

Dalam simulasi pertama, duet Prabowo-Puan unggul mutlak mencapai 50,3 persen ketika berhadapan dengan Ganjar-Airlangga (32,2 persen) dan Anies-AHY (15,9 persen). Sementara sisanya 1,6 persen menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

"Prabowo-Puan menikmati dukungan yang tinggi dengan disangga oleh koalisi PDIP dan Gerindra," kata Andreas.

Duet tersebut sudah cukup lama mencuat sejak Gerindra bergabung dalam koalisi pemerintahan Jokowi periode kedua. Kemungkinan jika PDIP dan Gerindra tidak berkoalisi ditunjukkan dalam simulasi kedua.

Elektabilitas Anies-Puan unggul sebesar 43,7 persen, mengalahkan Prabowo-Khofifah (32,5 persen) dan Ganjar-Erick (21,2 persen), sisanya 2,6 persen tidak tahu/tidak jawab.

Baca Juga: PSSI Klaim Iwan Bule Paling Berjasa dalam Kemenangan Timnas Indonesia atas Kuwait

Kemungkinan lain adalah PDIP maju sendirian, mengombinasikan dua tokoh dari internal. Hasilnya, Ganjar-Puan unggul 40,6 persen, disusul oleh Prabowo-Airlangga (35,4 persen) dan Anies-Andika (20,5 persen), sisanya 3,5 persen tidak tahu/tidak jawab.

Pada simulasi keempat, baik Prabowo maupun Puan tidak berlaga. Kekuatan relatif berimbang, di mana Anies-Ridwan Kamil sedikit unggul (36,3 persen) di atas Ganjar-Sandi (32,1 persen) dan Airlangga-AHY (27,2 persen), sisanya 4,4 persen tidak tahu/tidak jawab.

"Meskipun hanya memosisikan diri sebagai cawapres, faktor Puan memberi insentif dukungan bagi capres pasangannya," jelasnya.

Ia mengatakan, hal itu bisa diartikan pula bahwa dukungan dari pemilih PDIP cenderung solid mendukung Puan dalam simulasi yang ada. Hal ini juga menjadi tantangan bagi kubu Ganjar, mengingat kelompok-kelompok relawannya berusaha merebut dukungan dari Presiden Jokowi.

Berkembang pula isu keretakan hubungan antara Jokowi dengan Megawati terkait sinyal dukungan Jokowi kepada Ganjar.

"Bagaimanapun, struktur PDIP dikenal sangat loyal terhadap kepemimpinan Megawati, termasuk kemenangan Ganjar dalam dua periode pilkada di Jawa Tengah tidak lepas dari solidnya dukungan PDIP," tukasnya.

Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 30 Mei-3 Juni 2022 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi.

Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error plus minus 2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Load More