Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 27 Agustus 2022 | 18:14 WIB
Saksi mata menunjukkan lokasi penampakan hantu kuyang di Medan. [Suara.com/M Aribowo]

SuaraSumut.id - Warga yang bermukim di Gang Bustami, Kelurahan Mabar, Kota Medan digegerkan kabar penampakan hantu. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (26/8/2022) malam.

Kejadian ini membuat warga setempat berhamburan keluar. Mereka takut dengan kemunculan hantu kuyang yang berterbangan dari satu pohon ke pohon lainnya. Kabar penampakan hantu itu pun viral di media sosial.
Salah seorang saksi mata, Ika Kurnia (33) menjelaskan, kemunculan ini pertama kali diketahui oleh anak-anak.

"Yang pertama kali nampak anak saya sama anak sebelah. Saya pikir cuma main-main saja. Kuyang adanya di Kalimantan, gak ada di sini," katanya.

Ika menjelaskan karena penasaran dengan teriakan anak-anak, ia lantas keluar dari rumah untuk melihat apa yang terjadi.

Baca Juga: Saat Masakan Bola Udang dan Sayur Bening Kelor Bobby Nasution Dipuji Emak-emak

Tak dinyana, mata ibu rumah tangga ini terbelalak tatkala melihat sesuatu bercahaya yang terbang dari atas pohon ke pohon lainnya.

"Pas saya tengok terbang dia. Saya langsung menjerit, ngeri sekali. Bentuknya seperti tengkorak rambutnya panjang, organnya seperti jantung hidup, bercahaya merah darah," kata Ika.

Jerit Ika pada malam hari, membuat geger warga sekitar yang langsung berhamburan keluar rumah. Wanita ini menuturkan warga yang lain juga ada yang menyaksikan kemunculan hantu kuyang.

"Tidak hanya satu, tapi ada tiga Kuyang. Tapi yang satu paling bandel, terbang-terbang menampakkan diri," ucapnya.

Ika melanjutkan, penampakan ini membuat satu kampungnya ketakutan. Apalagi di sekitar lokasi banyak wanita hamil dan anak bayi.

Baca Juga: Satpol PP Bongkar Bangunan di Atas Drainase di Medan

"Sampai pagi kami disini, keluar rumah karena takut," ucapnya.

Untuk mengatasi rasa takut, Ika menjelaskan dirinya hanya bisa berdoa agar tidak terus diganggu oleh penampakan itu.

"Nanti malam juga ada paranormal mau datang kemari," pungkasnya.

Kontributor : M. Aribowo

Load More