Riki Chandra
Senin, 24 Oktober 2022 | 12:44 WIB
Massa aksi menggelar unjuk rasa di depan kantor BPOM Medan. [Suara.com/M Aribowo]

"Obat diamankan di masing-masing apotek," kata Martin Suhendri.

Namun, jawaban Martin membuat massa aksi berang. Ia pun menjadi sasaran amuk kemarahan pengunjuk rasa.

"Masa obat (bermasalah) di apotek, diamankan juga di apotek. Masuk akal nggak? Diamankan tapi tidak ditarik, ya podowae," kata pengunjuk rasa.

Martin lalu menyela pengunjuk rasa dan menyatakan jika hal itu merupakan kebijakan dari pusat. Massa pun kembali berang mendengar itu.

"Jangan dikit-dikit pusat, jadi apa tanggung jawab kalian di sini," kata Ade.

Situasi perlahan mereda setelah pihak BBPOM meminta waktu agar dapat memberikan penjelasan soal bukti obat sirup yang telah ditarik.

Massa akhirnya membubarkan diri dan bergerak ke kantor Dinkes Sumut Jalan HM Yamin Medan, untuk menyampaikan aspirasi yang sama.

Diketahui, kasus gagal ginjal akut  di Indonesia telah mencapai 206 anak, 99 di antaranya meninggal dunia. Angka tersebut berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 18 Oktober 2022.

Kemenkes melaporkan kasus gagal ginjal akut misterius yang muncul di Indonesia, dalam dua bulan terakhir ini menyerang anak usia enam bulan sampai 18 tahun tersebar di 20 provinsi.

Baca Juga: Tunggu Instruksi BPOM, Sejumlah Apotek di Bondowoso Juga Setop Jual Obat Sirup

Meski penyakit tersebut telah menyebar luar, Kemenkes belum memastikan apakah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) terkait gangguan ginjal akut tersebut.

Kontributor : M. Aribowo

Load More