Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 24 Oktober 2022 | 13:50 WIB
Ilustrasi ginjal (Freepik)

SuaraSumut.id - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh menyebutkan bahwa 29 anak di provinsi paling barat Indonesia itu menderita gagal ginjal akut. Dari jumlah tersebut, 22 orang di antaranya telah meninggal dunia.

“Saat ini ada 29 anak gagal ginjal akut. Pasien paling banyak dari Banda Aceh dan Aceh Tengah,” kata Ketua IDAI Cabang Aceh, dr Syafruddin Haris, Senin (24/10/2022).

Menurutnya, gagal ginjal akut mulai terdeteksi di Tanah Rencong sejak Juli 2022, kemudian peningkatan kasus terus terjadi hingga sekarang.

Umumnya, lanjut dia, penyakit gagal ginjal akut terjadi pada anak usia 0-18 tahun. Di Aceh, penderita paling banyak berusia antara 1-2 tahun.

Baca Juga: Masyarakat Banda Aceh Harus Tahu, Aktivitas Malam di Lokasi Wisata Bakal Dibatasi

Tingkat kematian penderita anak gagal ginjal akut di Aceh cukup tinggi. Hal ini diakibatkan karena pasien yang dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh sudah dalam kondisi parah.

“Kasus berat ini bisa disebabkan akibat keterlambatan rujukan, biasanya sudah dirawat di rumah sakit swasta atau di kabupaten/kota,” katanya.

Ia menambahkan umumnya anak penderita gagal ginjal anak di Aceh mengalami gejala yang sama, seperti berkurangnya jumlah urine pada anak yang tidak disadari oleh para orang tua.

“Perlu diwaspadai kepada anak usia di bawah 6 tahun, apalagi ditemukan pengurangan jumlah urine, atau sudah mulai sedikit urinenya, itu mesti segera mendatangi pelayanan kesehatan agar cepat tertangani,” katanya.

Oleh sebab itu, IDAI mengimbau agar masyarakat terus menjaga kesehatan anak. Untuk sementara hindari penggunaan obat sirup, yang terkontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol yang diduga menjadi penyebab penyakit itu.

Baca Juga: 23 Ribu Batang Ganja di Aceh Selatan Dimusnahkan dengan Cara Dibakar

“Sementara waktu tidak membeli obat sendiri di apotek, terutama obat-obat sirup. Apabila ada orang tua yang anaknya sakit maka konsultasi ke fasilitas kesehatan atau dokter terdekat,” demikian Syafruddin Haris. (Antara)

Load More