SuaraSumut.id - Seorang warga bernama Halimah sangat berterima kasih kepada Wali Kota Medan Bobby Nasution yang telah merespons cepat sakit yang diderita anaknya.
"Terima kasih pak Bobby, tolong bantu anak saya, saya ngak minta apa-apa. Saya cuma ingin anak saya sembuh," kata Halimah berlinang air mata begitu wartawan tiba di RS Madani, Medan, Selasa (11/7) sekitar pukul 20.00 WIB.
"Saya hanya penjual gorengan, disini saya nak ada saudara. Tolong anak saya sampai kesembuhannya," sambung wanita berumur 43 tahun ini.
Dirinya mengaku penyakit anaknya diketahuinya sekitar tiga hari yang lalu. Anaknya Jastin Januar Putra Mario mengalami sakit demam tinggi. Melihat itu sang ibu membawanya ke Puskemas di Jalan Amaliun. Namun karena BPJS-nya mati, Halimah terpaksa harus mengeluarkan uang Rp 1,8 juta guna perawatan.
Namun selama 2 hari dirawat di Puskesmas, panas anaknya tak kunjung turun. Karena tak memiliki biaya, dengan kondisi panas tinggi, Jastin pun dibawa pulang oleh ibunya.
"Sudah tak ada lagi uang, itupun Rp 1,8 juta saya utang sana sini. Dokter melarang saya membawa anak pulang, tapi karena tak ada biaya saya beli obat syrup aja dirumah," jelasnya.
Setibanya di rumah, panas badan anaknya semakin menjadi-jadi. Ia kembali membawanya ke klinik terdekat. Di sini penyakit Jastin ternyata sudah komplikasi, yaitu DBD stadium 4, infeksi usus dan typus kronis.
Mendengar itu, Halimah mencoba menyelamatkan kembali anak dari suami pertamanya itu dengan membawanya ke RS Madani. Halimah memakai program Walikota Medan Bobby Nasution, yaitu berobat dengan menunjukkan KTP.
"Semula di tolak, karena nama anak saya si Jastin tidak ada di kartu keluarga. Karena ini anak dari suami pertama saya," jelasnya.
Dirinya hanya bisa pasrah dan meminta pertolongan kepada temannya. Mendengar itu temannya mengadukan kepada anaknya Reza yang kuliah di Jakarta. Tanpa pikir panjang, Reza langsung menghubungi Bobby via direct massage (DM) akun Intagramnya.
Bobby yang mendengar hal itu langsung bergerak cepat dan memerintahkan aparat pemerintah setempat membawa ke RS Madani.
"Alhamdulillah, kepling membawa anak saya ke sini (RS. Madani). Surat-surat masih dalam pengurusan," katanya.
Halimah sangat berterima kasih kepada orang nomor satu di Pemkot Medan ini dan berharap putranya dapat sembuh kembali.
"Terima kasih selagi lagi kepada pak Bobby, karena saya bingung harus kemana lagi mengadu. Saya hanya ini anak sembuh. Tolong ya pak sampai kesembuhan anak saya, saya cuma minta anak saya sembuh aja pak," katanya.
Berita Terkait
-
Pernyataan Bobby Nasution soal Tembak Mati Begal dan Geng Motor di Medan Tuai Kecaman
-
Jarot Ditembak Mati Polisi, Bobby Nasution Apresiasi: Begal dan Pelaku Kejahatan Tak Punya Tempat di Medan
-
Bobby Nasution Beri Anugerah Seni kepada Seniman Medan
-
Begal Marak di Medan, Bobby Nasution: Tindak Tegas Walau Harus Ditembak Mati
-
Bobby Nasution Mutasi Anak Mantan Wali Kota Medan yang Viral Pamer Barang Mewah
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pertamina Bersihkan Puskesmas Rantau di Aceh untuk Pulihkan Layanan Kesehatan Masyarakat
-
Lokasi SIM Keliling Medan Pekan Ini, Lengkap dengan Syarat dan Jam Operasionalnya
-
Kerugian Banjir di Aceh Timur Capai Rp 5,39 Triliun, Ribuan Rumah Rusak
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional