SuaraSumut.id - Produksi padi di Kabupaten Aceh Barat pada musim tanam gadu 2023 menurun menjadi 3.000 ton. Hal ini akibat dampak kekeringan yang disebabkan fenomena El Nino.
Demikian dikatakan oleh Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Barat, Safrizal melansir Antara, Kamis (16/11/2023).
"Dari total 2.500 hektare sawah yang digarap petani pada musim tanam gadu 2023, hanya sekitar 500 hektare lahan yang bisa ditanami padi," katanya.
Diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Dampak dari pemanasan suhu muka laut tersebut menyebabkan kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dari total 500 hektare lahan sawah yang bisa ditanami padi pada musim gadu, produksi padi milik petani di Kabupaten Aceh Barat tercatat normal di kisaran 5,75 hingga 7 ton per hektare.
Dirinya mengaku berkurangnya produksi padi petani pada tahun ini karena disebabkan tidak semua areal sawah di Kabupaten Aceh Barat dapat teraliri air, sehingga petani tidak bisa menanam padi karena tidak adanya sumber air.
"Padahal 2.000 hektare lahan sawah ini sudah dibajak sebelumnya, namun karena tidak ada sumber air, petani tidak berani melakukan penanaman benih," ungkapnya.
Upaya mengatasi kekeringan di musim tanam rendengan 2023, pemerintah daerah saat ini terus berupaya mencari solusi, agar petani di daerah dapat memenuhi kebutuhan air saat akan menanam padi.
"Mungkin salah satu caranya yaitu dengan metode pompanisasi, sehingga petani bisa mendapatkan sumber air dari sungai terdekat," jelasnya.
Pemkab Aceh Barat saat ini terus berupaya memaksimalkan produksi padi di musim tanam rendengan. Sehingga diharapkan produksi kebutuhan pangan masyarakat di daerah tidak mengalami penurunan akibat dampak El Nino.
Berita Terkait
-
Inovasi Perawatan Kulit Minimalis, Rahasia Kecantikan Baru dari Dedak Padi Fermentasi Jepang
-
Meriah dan Mewah! Single Baru Padi Reborn Guncang Perayaan Anniversary 10 Tahun DRW Skincare
-
Bukan Cuma Kekeringan, Banjir Ekstrem Ternyata Sama Mematikannya untuk Padi
-
ISRF 2025 Dorong Transisi Padi Rendah Emisi Lewat Kemitraan Global
-
Piyu Padi: Minta Izin Nyanyikan Lagu Ada di UU Hak Cipta Baru, Bukan Gimik
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Gubernur Aceh: Bupati Cengeng Hadapi Bencana Lebih Baik Mundur!
-
Benarkah 250 Warga Kampung Dalam Meninggal Akibat Banjir Aceh Tamiang?
-
Benarkah Aparat Menjual Beras Bantuan Bencana di Aceh Tengah?
-
Tim SAR Gabungan Temukan 1 Korban Banjir Lagi di Tapsel
-
Daftar Sneakers Lokal Indonesia untuk Gaya Harian dan Olahraga