SuaraSumut.id - Penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Simeulue, Aceh, sebesar 0,45 merupakan kabar baik. Hal itu menunjukkan bahwa upaya pemerintah dan masyarakat dalam pengentasan kemiskinan di daerah itu telah membuahkan hasil.
"Terjadi penurunan persentase kemiskinan sebesar 0,45 persen di Kabupaten Simeulue. Penurunan dari 18,37 persen pada Maret 2022 menjadi 17,92 persen pada Maret 2023," kata Kepala BPS Kabupaten Simeulue Agus Andria, melansir Antara, Sabtu (9/12/2023).
Agus menjelaskan sebanyak 240 orang berhasil keluar dari garis kemiskinan di Kabupaten Simeulue, Aceh. Hal ini berdasarkan data sejak 2015 hingga Maret 2023.
Selain kemiskinan, partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Simeulue meningkat dari 64,44 persen pada 2022 menjadi 70,58 persen pada 2023.
"Untuk tingkat penangguran turun sebesar 0,15 persen. Sedangkan indeks pembangunan manusia mengalami peningkatan sebesar 2,71 persen pada 2023," ungkapnya.
Diketahui, Kabupaten Simeulue merupakan wilayah kepulauan terluar di Provinsi Aceh. Pulau Simeulue berada di Samudra Hindia yang jaraknya sekitar 180 mil laut dari pesisir barat Pulau Sumatra.
Kabupaten Simeulue merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 1999. Kabupaten Simeulue memiliki 10 kecamatan dengan 138 gampong atau desa yang dihuni sekitar 94 ribuan jiwa.
Pengentasan Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah global yang telah ada sejak lama. Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau kelompok tidak memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, dan kesehatan.
Pengentasan kemiskinan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Dengan upaya yang konsisten dan berkelanjutan, diharapkan angka kemiskinan dapat terus menurun dan masyarakat miskin dapat hidup dengan lebih sejahtera.
Berikut beberapa rekomendasi untuk meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan:
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama di bidang pendidikan dan keterampilan
- Pengembangan potensi daerah, seperti sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata
- Peningkatan aksesibilitas masyarakat miskin, terutama akses ke transportasi, pendidikan, dan kesehatan
- Pemberdayaan masyarakat miskin, terutama dalam bidang ekonomi dan sosial.
Berita Terkait
-
Harga Diri Bangsa vs Air Mata Korban Bencana Sumatera, Sosok Ini Sebut Donasi Asing Tak Penting
-
Suporter dan Panitia Soekarno Cup 2025 Bersatu, Donasi Ratusan Juta untuk Korban Bencana Sumatera
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Deforestasi: Investasi Rugi Terbesar dalam Sejarah Pembangunan Indonesia
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Pertamina Hadirkan Listrik Tenaga Surya, Terangi Tenda Pengungsi Aceh Tamiang
-
Hadir di Tengah Warga, Bank Mandiri Kembali Salurkan Bantuan Bencana di Tiga Titik Sumatera Utara
-
4 Sandal Gunung Pilihan untuk Mobilitas Harian
-
Parfum Wanita Semakin Wangi Saat Berkeringat, Solusi Tampil Percaya Diri Saat Aktif Seharian
-
Akses Jalan Putus, Petani Aceh Tengah Jalan Kaki Berjam-jam demi Jual Cabai