SuaraSumut.id - Pada saat Lebaran, terdapat dorongan untuk menyantap aneka hidangan seperti rendang dan opor ayam yang tinggi kalori. Bagi diabetesi (pengidap diabetes), hal ini perlu diperhatikan dengan cermat.
Dokter spesialis penyakit dalam dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Syahidatul Wafa menjelaskan bahwa konsumsi makanan saat lebaran perlu memperhatikan kebutuhan kalori tubuh.
"Memang ini salah satu tantangan untuk kita semua saat Lebaran. Asupan kalori lebih tinggi dari kebutuhan barangkali juga lebih tinggi dari hari-hari biasa karena makanannya enak-enak. Boleh atau gak boleh (konsumsi kalori berlebih) tentu jawabannya disesuaikan dengan kebutuhan kalori," katanya melansir Antara, Minggu (31/3/2024).
Tubuh individu yang tidak mengidap diabetes memiliki mekanisme yang dapat mengontrol asupan kalori yang masuk ke tubuh dengan cara memproduksi insulin.
Baca Juga : Tinggi Kadar Gula, Ini 6 Cara Konsumsi Nasi Agar Lebih Sehat dan Aman
Namun, pada diabetesi tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengendalikan kalori sehingga memicu peningkatan kadar gula darah.
Jika diabetesi sulit mengendalikan asupan makannya saat Lebaran, kata Wafa, hal itu dapat ditangani dengan meningkatkan dosis obat atau insulin.
"Kalau mendapatkan insulin misalnya, kalau makannya lebih banyak dari biasanya dosis insulinnya bisa dinaikkan agar gula darahnya tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Dirinya menganjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan penyesuaian dosis obat diabetes. Hal ini agar takaran yang diterima tetap sesuai dengan kebutuhan tubuh diabetesi.
Baca Juga : Bisa Bikin Drop, Ini Pantangan yang Harus Diwaspadai Oleh Penderita Diabetes saat Puasa Ramadan
Kendati demikian, dirinya tetap menganjurkan sebisa mungkin untuk mengendalikan asupan makanan saat Lebaran, karena kenaikan gula darah secara signifikan berbahaya bagi kesehatan diabetesi.
"Gula darahnya tinggi itu bisa menyebabkan komplikasi, komplikasi apa yang bisa terjadi? Hiperglikemia atau gula darahnya tinggi sekali misalnya bisa di atas 300 mg/dl apalagi kalau terjadi dehidrasi ini bisa memicu kegawatan," katanya.
Berita Terkait
-
Bukan Antisosial, Ini 6 Tantangan Berteman di Usia Dewasa Awal
-
Panduan Hidup Sehat: Cara Meningkatkan Imunitas agar Tidak Gampang Sakit
-
Mengidap Bipolar, Rachel Vennya Beberkan Kondisi Emosi dan Perawatan Rutin
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Waspada, 5 Masalah Kesehatan Ini Bisa Muncul Akibat Kurang Berjemur
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Kayu Besar Hancurkan Asrama, Dukungan Kementerian PU Pulihkan Senyum di Darul Mukhlisin
-
Bertaruh Rindu di Tengah Lumpur, Perjuangan Petugas yang Tak Pulang Demi Akses Warga Aceh Tamiang
-
Telkomsel dan Kementerian Komdigi Perkuat Bantuan Kemanusiaan untuk Masyarakat Aceh
-
Kementerian PU Kerja Siang-Malam Bersihkan Jalan dan Akses Warga di Aceh Tamiang Pascabencana
-
Jalan Nasional di Aceh Tamiang Akhirnya Berfungsi Lagi, Kementerian PU Optimis Kondisi Segera Pulih