SuaraSumut.id - Beberapa wisatawan asal Malaysia yang hendak berlibur ke Sabang, mengeluhkan pelayanan di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Mereka mengeluhkan pelayanan yang dinilai tidak ramah.
"Tadi di konter tidak friendly dan kita tanya tidak jawab, dan tidak tahu minta tolong ke mana (red-untuk beli tiket)," kata wisatawan asal Malaysia,
Balqis, melansir Antara, Minggu (14/4/2024).
Dirinya mengaku baru pertama kali mengunjungi Aceh untuk liburan. Ia ingin ke Sabang untuk menyaksikan trip lumba-lumba yang ada di Pulau Weh tersebut.
Namun, Balqis mengaku sangat kesulitan untuk membeli tiket lantaran tidak adanya papan informasi keberangkatan. Akibatnya, ia harus meminta bantuan orang lain untuk membeli tiket.
"Susah untuk mendapatkan tiket tidak diberitahu time table atau jadwal keberangkatannya. Karena tidak tahu, kita minta tolong orang di sekitar sini untuk membelikan tiket," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Yeni, wisatawan asal Malaysia yang juga ingin berlibur ke Sabang. Dirinya mengaku terkendala saat membeli tiket.
"Dibilang di sini tidak boleh beli tiket, tapi orang yang asli sini beli langsung dibagi," cetusnya.
Ia juga terpaksa berjalan jauh dari pintu masuk pelabuhan ke pintu keberangkatan. Sebab, angkutan transportasi online yang mengantarkannya hanya berhenti sampai depan pintu masuk.
"Terus tadi kami diturunkan di depan pelabuhan, sehingga harus berjalan jauh. Dan tidak ada petunjuk arah maupun papan informasi," jelasnya.
Yeni juga mengeluhkan akses internet di Pelabuhan Ulee Lheue. Apalagi simcard (kartu provider ponsel) mereka tidak bisa terpakai di sana.
"Susah juga mencari internet karena SIM card diblokir dan harus menggunakan internet Malaysia. WiFi pun tak berjalan bagus di sini," ungkapnya.
Dirinya berharap pemerintah di Aceh dapat mengoptimalkan pelayanan di Pelabuhan Ulee Lheue, sehingga para wisatawan yang hendak liburan ke Sabang tidak lagi kebingungan dan menerima pelayanan yang tidak ramah.
Kepala Pelabuhan Ulee Lheue, Muhammad Ridwan Siregar mengaku belum bisa memberikan tanggapan karena tidak mengetahui pasti mengenai keluhan tersebut.
"Mohon maaf kita tidak tahu pasti beliau (wisatawan) naik kapal cepat atau kapal roro? kurang informasi yang bagaimana? petugas yang mana? Jadi saya tidak bisa memberi tanggapan, sekali lagi mohon maaf," kata Ridwan.
Berita Terkait
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
Babak Belur Dihantam Bencana, Purbaya Akan Tambah Anggaran Aceh Rp 1,63 Triliun di 2026
-
Tak Ada di LHKPN, Publik Pertanyakan Helikopter Pribadi Prabowo yang Disebut Teddy Dikirim ke Aceh
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Registrasi Kartu SIM Pakai Face Recognition di 2026 Dinilai Ancam Usaha Konter Pulsa di Medan
-
94 Persen Site Telkomsel di Aceh Telah Pulih Pascabencana
-
Relawan PNM Kembali Turun Langsung Salurkan Bantuan dan Kuatkan Korban Bencana
-
Warung Makan di Aceh Tamiang Bangkit Usai Kementerian PU Bersihkan Akses Jalan
-
BSI dan PLN Hadirkan SPKLU Berbasis Masjid di Medan