SuaraSumut.id - Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), melakukan skrining atau pemeriksaan terhadap orang berisiko tinggi tertular penyakit menular akibat infeksi bakteri tuberkulosis (TBC).
Kepala Dinas Kesehatan Medan, Taufik Ririansyah mengatakan, kasus TBC masih menjadi masalah karena penularan yang sudah lama ada.
"Untuk pengendaliannya dan memutus mata rantai penularan dibutuhkan peran aktif tenaga dan fasilitas kesehatan," katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (20/4/2024).
Menurutnya, kasus TBC termasuk perhatian serius perangkat daerah terkait dengan lingkungan Pemkot Medan, lintas sektor, dan seluruh masyarakat setempat.
Dalam kegiatan yang dihadiri antara lain oleh perwakilan perangkat daerah terkait, rumah sakit, dan puskesmas itu, Taufik mengatakan, kasus TBC harus ditemukan dan ditelusuri penularan di masyarakat.
Data Dinas Kesehatan Kota Medan pada 2022 menyebutkan jumlah kasus TBC positif dan diobati mencapai 10.316 orang, di antaranya TBC pada anak usia 0-14 tahun mencapai 789 orang.
Periode Januari hingga Juni 2023 di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara itu ditemukan sekitar 4.000 kasus penyakit Tuberkulosis.
"Untuk selanjutnya, kita obati agar segara sembuh, sehingga tidak menjadi sumber penularan bagi lingkungannya. Slogan penanggulangan TBC adalah TOSS, Temukan Obati Sampai Sembuh!," ujar dia.
Pihaknya juga mengungkapkan pada kegiatan ini dilaksanakan active case finding dengan melakukan skrining gejala TBC, foto rontgen, dan tes mantoux, terutama kepada orang berisiko tinggi tertular TBC, seperti kontak erat atau serumah dengan penderita, penyandang diabetes, dan HIV positif.
"Perlu peran aktif kita melakukan promosi, sosialisasi, dan edukasi secara berkelanjutan agar masyarakat tahu dan memeriksakan diri, terutama yang berisiko tinggi," kata dia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan integrasi antara penanganan tuberkulosis dan stunting penting agar kasus TBC pada anak dapat segera diketahui dan diobati.
"Penyakit TBC pada anak gejalanya justru bukan batuk, ya. Ini perlu saya garisbawahi, bukan batuk. Tetapi lebih banyak pada berat badannya turun. Yang tidak mau makan, yang rewel, kemudian ada pembesaran kelenjar di leher," katanya dalam Press Briefing Hari Tuberkulosis Sedunia 2024 diselenggarakan secara daring di Jakarta, Jumat (22/4/2024).
Berita Terkait
-
Sejak Diluncurkan, Ribuan Warga Terbantu Program UHC Pemkot Medan
-
Omzet Pelaku Usaha Meningkat Pasca Revitalisasi Kawasan Kota Lama Kesawan
-
Istana Kepresidenan Bogor Hibahkan 15 Ekor Rusa ke Taman Cadika Medan
-
Buka Turnamen Sepak Bola Korpri Se-Sumut, Bobby Nasution Disambut Meriah Masyarakat Samosir
-
Pemkot Medan Tegaskan MFF Sebagai Upaya Nyata Jadikan UMKM Naik Kelas
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- Profil Lex Wu: Tantang Ivan Sugianto Duel usai Paksa Anak SMA Menggonggong
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
Pilihan
-
Prediksi Robby Darwis: Timnas Indonesia vs Jepang, Kevin Diks Jadi Kunci?
-
Nilai Tukar Rupiah Merosot Pagi Ini Jelang Rilis Neraca Perdagangan
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Pemerintah Mau Hapus BPHTB Hingga Permudah Izin Pembangunan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
Terkini
-
Pilkada 2024 Aceh Barat Daya Memanas? Dandim: Cuma di Media Sosial!
-
Soal Benteng Putri Hijau, Tim Bobby-Surya: Potret Amburadulnya Kinerja Edy Rahmayadi
-
Representasi Anak Muda, 234 SC Dukung Bobby-Surya Menang di Pilgub Sumut 2024
-
BRI Tindak Tegas dan Laporkan Pegawai Terlibat Korupsi KUR di Kutalimbaru
-
2 Eks Pejabat Disdik Aceh Dituntut Masing-masing 6,5 Tahun Penjara di Kasus Korupsi Pengadaan Wastafel